Aku baru saja naik ke-kelas 2 SMP saat aku mulai merasa ada yang salah
dalam diriku (saat menceritakan ini usiaku sudah 16 tahun). Sebagai
sisiwi SMP aku termasuk anak yang pintar. Namaku Anisyah, panggilan
sehari-hariku Nisyah. Aku lebih suka bergaul dengan teman yang diatas
usiaku, dan aku punya teman akrab yang masih tetanggaku, mereka adalah
mbak Inun (18)tahun dan mbak Riska(18)tahun. Mereka berdua saat itu
masih duduk dibangku SMA kls 3. Walaupun aku masih kls 2 SMP tapi mereka
menganggapku sebagai teman baik, dan aku juga merasa beruntung karena
banyak hal berupa wawasan yang bisa aku dapatkan dari mereka berdua.
Suatu hari kami pernah ngumpul saling ngegosip dirumah mbak
Riska, karena kebetulan ortunya dan adiknya lagi bepergian kerumah
pamannya. Kami bertiga banyak bercerita dan saling curhat sambil
menikmati rujak yang kami buat sendiri. Ntah darimana awalnya mbak Riska
bisa cerita tentang dia dan pacarnya, begitu juga mbak Inun, gak mau
kalah menceritakan perjalanan cintanya dengan pacarnya. Aku tidak tau
sama sekali kalau waktu itu pergaulan mereka berdua sudah melewati batas
wajar, dan aku menyadarinya setelah aku terjerumus akibat pengaruh
pergaulan dan cerita mereka. Aku ingat waktu itu mbak Riska bercerita
kalau pacarnya sangat menyayanginya dan sangat bangga punya pacar,
begitu juga mbak Inun, yang mengatakan sungguh nikmat berpacaran. Waktu
itu aku tidak tau sama sekali tentang arti pacaran yang sesungguhnya,
karena usiaku masih hampir 14 tahun.
Kalaulah saat itu aku menyadari bahwa mereka bukanlah teman
yang baik, mugkin aku tidak menjadi seperti sekarang ini. Aku merasa
seperti menyesal dan seperti merasa ada yang lain pada diriku.
Berkali-kali aku curhat menceritakan pada orang yang sudah dewasa
tentang semua yang kualami, tapi tetap saja beranggapan bahwa aku yang
salah.
Disaat acara ngumpul dirumah mbak Riska itu, ada hal yang
membuatku selalu tanda tanya, ada hal yang membuat pikirannku selalu
membayangkannya, dan aku semakin penasaran aja. Menurut mereka berdua
(yang saat itu aku tidak tahu sama sekali kalo mereka punya niat buruk
padaku), cewek remaja itu dijaman sekarang gak jamannya lagi kalo belum
kenal cinta, gak jamannya lagi kalo belum punya pacar. Dan mereka berdua
juga sangat terbuka padaku, bahkan mereka cerita kalau mereka sudah
tidak perawan lagi. Menurut mereka juga, sex itu indah...sex itu
segalanya apalagi bila dilakukan dengan pacar. Semua cerita mereka saat
itu seolah membuat agar aku malu belum punya pacar. Aku bahkan saat itu
diejek, dikatai kalo aku itu kurang pergaulan, walau aku sudah bilang
umurku baru hampir 14 tahun, tapi malah dibilang kalo aku itu anak mami,
anak pingitan dan tidak kenal dunia luar. Sebagai gadis remaja yang
sudah SMP aku marasa malu dikatain begitu, aku merasa gak senang kalo
dibilang kurang pergaulan. Dan masih kuingat kalau ada kata-kata mereka
yang katakan, bahwa aku tidak pernah punya cerita gaul tentang pacaran
dan nikmat pacaran. Dan aku lebih merasa terhina lagi saat mbak Ani
bilang, wanita itu belum dikatakan wanita kalo belum rasakan
sex...wanita itu masih belum bisa dibilang wanita sesungguhnya, kalo
belum menikmati sex. Perkataan itulah yang buat diriku yang akhirnya
menjadi pukulan berat bagiku. Aku tidak bisa bilang apa-apa saat mereka
mengatakan itu setengah mengejek padaku, bahkan kuingat mataku hampir
berkaca-kaca saat itu karena malu sekali mendengarnya. Mereka berdua
sadarkan aku, kalo aku memang gadis yang tidak gaul alias kuper, gadis
pingitan yang belum kenal cinta dan sex. Dan aku juga gadis yang belum
bisa dikatakan wanita yang sesungguhnya, karena belum pernah merasakan
atau menikmati sex.
Sejak mendengar perkataan teman-temanku itu, setiap hari hanya
perkataan itu saja yang ada dalam lamunanku, setiap saat teringat dan
itu membuatku sedih. Aku jadi malu pada diriku sendiri (ternyata aku
kuper). Dan sejak itu aku sering menghindar dari mereka berdua, karena
kusadari diriku kuper. Setiap hari aku melamun dan mengingat-ingat
cerita mereka, mengingat cerita mereka tentang ciuman, cerita mereka
tentang melakukan sex, cerita mereka cara memuaskan pacar mereka.
Apalagi mereka bilang, buat apa punya wajah cantik kalo belum punya
pacar dan belum tahu sex, belum rasakan nikmatnya sex. Kata-kata itu
bila terngiang ditelingaku menyakitkan sekali. Dan aku gak mau jadi
gadis yang kuper seperti yang temanku katakan, aku tidak mau jadi gadis
kuper yang belum pernah rasakan sex. Dalam hatiku, aku harus punya
pacar, aku harus bisa jadi wanita yang sesungguhnya, dan aku gak mau
jadi penasaran terus menusrus. Maka sejak itu aku mimpi ingin punya
cowok yang bisa jadi pacarku, tapi karena aku masih kls 2 SMP, sulit
rasanya nemukan cowok yang bisa jadi pacar. Walau kuakui wajahku sangat
manis dan imut, tapi bodiku gak begitu tinggi karena umurku 14 tahun
kurang 2 bulan saat itu. Hampir selama 2 bulan aku merubah penampilanku,
aku sering dandan secantik mungkin (agar ada yang menaruh perhatian
padaku). Tapi sampai 2 bulan aku belum juga menemukan pacar yang
kuharapkan, bukan karena aku jelek, tapi gak mungkin aku yang agresif
deketin cowok. Maka aku sampai putus asah, karena belum ada dapat cowok
yang akan jadi pacarku. Dan sungguh ini buatku makin malu pada diri
sendiri.
Hingga disuatu hari, siang itu aku sudah pulang dari sekolah,
sudah makan siang dan sudah beres-beres dikit pekerjaan rumah, dan
tinggal nyantai mempercantik diriku yang memang manis dan imut. Aku
kecarian sama yang namanya sisir. Kucari dikamarku gak ada, kucari-cari
dimana-mana juga gak nemukan. Akhirnya kucari dikamar mama (mamaku kerja
dari pagi sampai malam sebagai bisnis berlian). Disana kutemukan sisir
mamaku yang memang punya alat-alat lengkap untuk merias diri. Dan
sungguh ada sesuatu dalam kamar mamaku yang membuat aku sama sekali gak
bisa mikir jernih, aku seperti terhipnotis, dan jantungku detaknya gak
menentu. Saat itu kulihat papaku sedang tidur diranjangnya (papaku 39
tahun kerjanya gak menentu, tapi punya rumah kontrakan 5 pintu
dibelakang rumah kami). Kulihat papa sedang tidur diranjang dengan hanya
memakai celana dalamnya saja yang berwarna hitam. Aku langsung keluar
kamar karena malu dan takut kalo nanti papa terbangun dan melihatku ada
dikamarnya. Baru saja aku akan sisiran dalam kamarku, tapi bayangan
papaku yang sedang tidur dalam kamarnya teringat jelas dibenakku, dan
sangat mengganggu pikiranku. Aku malah merasa jantungku makin berdetak
kuat gak nentu. Dan kuakui pikiranku jadi jorok, jadi teringat cerita
temanku tentang sex. Mungkin karena setan telah merasuki pikiranku dan
rasa penasaran yang telah lama aku pendam, maka aku beranikan diri untuk
masuk lagi kekamar papa. Langkahku pelan agar tidak didengarnya, dan
saat aku sudah dipintu kamarnya, aku sempat berhenti, karena perasaan
cemas takut kalo dia terbangun dari tidurnya. Hampir kuurungkan niatku
waktu itu, tapi karena penasaran yang terpendam selama ini, maka aku
melangkah mendekati papa keranjangnya, ruangan kamar papa tidak gelap
juga tidak gitu terang kali. Dari jarak 1 meter ketubuh papa, aku
berhenti melangkah, aku masih berdiri memandangnya, aku perhatikan
matanya benar-benar tidur pulas. Aku pandangi tubuh papaku, "gagah"
batinku. Lalu rasa penasaran semakin, waktu kupandang celana dalamnya,
yang membuatku melangkah mendekatinya. Aku duduk pelan disampingnya
membelakangi wajahnya, dan mataku selalu memandang arah paha dan celana
dalamnya, yang saat itu kulihat agak mengembung. Tapi perasaan takut
selalu mengingatkanku saat itu. Gimana kalau ketahuan papa kalo aku ada
duduk disampingnya.
Sebelum tanganku memegang celana dalamnya, aku melihat kearah
wajahnya untuk mastikan kalau papa gak bangun dari tidurnya. Pelan
sekali kesentuh celana dalamnya. Karena rasa ingin tauku yang begitu
menggebu, kubuka celana dalam papaku dengan sangat berhati-hati sekali,
aku takut sekali kalo sampai ketahuan papa. Dengan jari tangan kananku,
aku berhasil turunkan cd papa walaupun cuma sedikit, dan ternyata tidak
ada tanda-tanda kalau papa terbangun. Dan kutarik lebih bawah lagi cd
nya hingga nampak semua benda terlarang papa, dan aku memang terkejut,
rasa ingin tauku terjawab sudah, dan aku bukan gadis kuper lagi (karena
sudah melihat sendiri alat sex laki-laki meski punya papaku sendiri).
Karena teringat cerita teman-temanku tentang sex, rasa penasaranku
semakin. Aku kalo bisa jujur, saat itu benar-benar sadar akan apa yang
aku lihat, aku merasa suka dengan melihat alat kemaluan papaku. Mungkin
inilah cara orang terangsang, cara teman-temanku menikmati pacaran dan
sex. Dengan rasa takut dan hati-hati, aku pegang seperti menggenggam
kemaluan papa yang bagiku pertama kali melihat dan menyentuh kemaluan
laki-laki. Aku tau kalo saat itu kemaluan papa belum menegang, tapi aku
juga tau ukurannya sangat gede. Aku suka melihatnya, jujur aku suka.
Karena aku sudah merasa nafsu dengan apa yang kupegang, maka aku mencium
kemaluan papa yang dinamakan penis itu. Sebagai gadis usia 14 tahun
mengakui kalau aku benar-benar suka melihatnya, melihat bentuknya, dan
aku terangsang, apalagi aku sudah lama membayangkan seperti ini.
Sambil menggenggam penis papa, kuciumin bagian atas penisnya. Ada
perasaan sayang dan suka aku menyentuhnya. Kuperhatikan bentuknya,
bulu-bulu lebatnya yang tumbuh disekeliling pangkal penisnya yang
ukurannya sangat gede. Walau perasaan takut dan cemas selalu
mengawasiku, tapi tidak menghentikan rasa penasaranku untuk terus
menyentuhnya. Tidak puas dengan hanya menciuminya...aku malah makin
nafsu melihatnya, dan gak tau darimana datang rasa ingin mengemutnya.
Aku beranikan diri, aku masukkan kemulutku penis papa, walau hanya
bagian kepalanya saja yang bisa aku emut, namun sudah cukup membuatku
untuk menikmatinya. Aku benar-benar sudah gak kontrol diri, aku juga
heran kenapa ada rasa suka...dan kenapa nafsuku timbul sampai aku mau
mengemut penis papa yang lagi tertidur nyenyak. Apakah karena badan
papaku gagah...apa karena aku sudah lihat penisya...sungguh sampai
sekarang aku masih belum bisa nemukan jawabannya. Dan diwaktu aku lagi
asik emut-emut penis papa, aku perhatikan dan rasakan...kok kayaknya
penisnya makin memanjang, makin membesar ukurannya, juga makin keras
menegak. Dan melihat itu aku malah semakin nafsu dan sangat suka. Lalu
karena kulihat mata papa masih tetap tertidur, aku lanjautkan emut-emut
bagian kepala pensinya, karena hanya bagian kepala penisnya aja yang
bisa kuemut, ukurannya sangat gede.
Kira-kira 2 menit disaat penis papa yang sudah menegang sangat
besar itu aku emut-umut, aku merasakan seperti ada tangan yang
membelai-belai kepalaku dan juga rambutku. Aku tersadar...sangat
terkejut, takut dan sangat malu. Aku tau kalo yang belai-belai kepalaku
itu adalah tangan kekar papaku sendiri. "gawat...papa sudah bangun..."
jerit batinku dalam hati. Langsung aku bergerak cepat, kuhentikan
mengemut penis papa...cd nya aku naikkan lagi menutup penisnya dengan
sangat cepat. Dan aku langsung berlari keluar kamar meninggalkan papa
diranjangnya, tanpa berani melihat kearah wajah papaku. Karena aku
sangat yakin kalo papaku sudah terbangun saat itu (terbukti dia telah
belai-belai kepalaku ). Aku masuk kamarku dan langsung menutup pintu
kamarku. Aku terduduk ditempat tidurku dengan perasaan cemas dan takut,
bercampur dengan rasa malu juga. Aku mengira kalo papaku bakalan datengi
aku kekamarku, tapi setelah kutunggu sekitar 5 menit...tidak ada
tanda-tanda kalo papa akan datang kekamarku, aku merasa lega dan rasa
takutku mulai hilang. Setelah aku merasa semuanya aman, dibenakku masih
teringat akan penis papa, masih teringat aku sempat menyentuh dan
mengemutnya. Semakin aku membayangkannya, semakin datang pula rasa
penasaranku untuk ingin melakukannya lagi. Aku masih merasa terangsang,
dan masih saja tidak bisa lupa dengan yang barusan aku lakukan. Setan
mungkin telah menguasa pikiranku...mendorong hasratku sebagai gadis
belia berusia 14 tahun kurang 2 bulan. Dan saat itu juga aku beranikan
diri untuk mengintip papa dikamarnya, aku berharap sekali papaku kembali
tidur pulas, agar bisa kuteruskan rasa penasaranku. Dan sesampai
dipintu kamarnya, kubuka dikit pintu dan kuintip papa, ternyata dugaanku
benar...papa sudah tidur lagi. Aku masuk mendekati papa dengan langkah
sangat pelan dan hati-hati sekali. Belum sampai ditepi ranjang papa,
langkahku terhenti dan aku merasa heran, aku merasa ada yang beda. Aku
lihat papa sudah bugil tanpa cd'nya yang berwarna hitam yang dipakainya
tadi. Dan kulihat kebawah...ternyata cd papa sudah ada diatas lantai.
Dan herannya papaku tidurnya aku lihat pulas, tapi kok, napa penisnya
menegang sangat tegak keatas, ukurannya sangat besar dengan warnanya
agak mengkilat kehitaman. Nafsu sungguh tak bisa kubendung saat
memandang penisnya yang sudah menegang didepanku. Dan karena aku yakin
kalo papaku memang benar-benar tidur, maka aku mendekat, dan duduk
dipinggir ranjangnya tapi kakiku masih terjuntai kelantai (posisiku
membelakangi wajah papa dan menghadap kepenisnya).
Lalu kucoba pegang tangan kiri papa yang dekat sekali kepahaku,
kugoyang-goyang tanganya...dan kulihat tidak ada tanda-tanda kalo papaku
terbangun, "aman" batinku. Langsung kupegang penisnya yang sedang
menegak itu, kubelai lalu kubuat gerakan tanganku seperti naik turun
saat menggenggam penisnya. Bahkan jari-jari tanganku gak bisa nyatu
menggenggamnya...penis papaku sungguh gede, panjang dan besar. Sangat
kusuka melihatnya "mungkin semua laki-laki dewasa pasti penisnya gede
seperti ini" ucapku dalam hati saat memegangnya. Aku masukkan lagi
kemulutku dan aku emut-emut makin nafsu. Aku senang sekali emut penis
papa, karena kupikir ini kesempatan untukku, mumpung papa lagi tidur.
Sambil terus aku emutin kepala penisnya aku lihat juga sekali-sekali
kewajahnya, takut kalo papa terbangun lagi. Dan ternyata papa tidak
terbangun dan dia juga tidak ada belai-belai kepalaku, itu buat aku
sangat yakin kalo papa bobok sangat pulas. Selain emut-emut penisnya,
aku juga jilatin bagian pelirnya yang banyak bulu disekitarnya. Kadang
wajahku kubenamkan disekitar kemaluan dan pelirnya. Aku juga cium perut
papa, cium dadanya yang bidang, yang ditumbuhi bulu tapi gak banyak
bulunya didada. Wajah papaku gak cakep tapi gak jelek, tapi tubuhnya
bagus...tinggi besar. Dan papaku sangat pemarah.
Setelah hampir 10 menit aku emut-emut penis papaku, aku merasa
mulutku mulai pegal dan capek. Tapi rasa puas dan nafsuku masih terus
ingin. Tiba-tiba aku teringat cerita mbak Inun dan mbak Riska, tentang
cerita mereka pernah sex. Karena teringat cerita mereka, aku buka
bajuku, buka semua sampai aku bugil. Lalu aku naik pelan-pelan keatas
ranjang papa, dan aku tidur disebelah papa (posisiku agak ketengah
diranjang papa disebelah kanannya). Jantungku berdetak cepat, sampai aku
keringat dingin karena aku gak tau apa yang mau aku lakukan. Dan saat
itu entah dari mana aku bisa punya ide, aku balikkan badan papa
pelan-pelan sampai badannya menindihku. Sungguh aku gak merasa kesulitan
balikkan badan papaku yang besar samapi bisa menindihku. Dan aku juga
terus perhatikan mata papaku, dan kulihat matanya tertutup tidur pulas.
Saat badan papa sudah ada diatas tubuhku...sudah menindihku, aku jadi
merasa takut sendiri, aku takut kalo dia terbangun pasti aku gak bisa
lari lagi karena sudah ditindih oleh badannya. Saat itu aku berharap
dalam hati semoga papa tidak terbangun, dan semoga kali ini aku berhasil
ngobati rasa penasaranku. Aku gak mau jadi gadis yang kuper yang gak
pernah rasakan sex, seperti temanku bilang saat mengejekku. Lalu dengan
rasa hati-hati sekali bercampur takut dan cemas, kucoba pegang penis
tegang papa dan kuletakkan diatas vaginaku. Dan saat itu kurasakan,
tiba-tiba kedua paha dan kaki papa bergerak seperti melebarkan kedua
belah pahaku. aku sempat terkejut dan takut, tapi karena kulihat matanya
masih juga tertutup tidur, aku jadi merasa aman walau tetap aja ada
rasa cemas. Dan saat selangkanganku sudah terbuka lebar, dan kakiku
seperti melingkari pinggul papa. Kedua tangan papa saat itu berada
disebalah kedua wajahku. Aku jadi benar-benar takut, aku takut untuk
melanjutkannya, tapi kini badan papa sudah diatasku, dan aku harus
lanjutkan "toh papa juga gak tau, kan papa sedang tertidur" batinku saat
itu menghibur rasa takutku. Lalu kupegang lagi penis papa, dan
kurasakan sangat keras sekali, lalu kuarahkan kepala penisnya kemulut
vaginaku, lalu kulepaskan dari tanganku. Dan saat kulepaskan dari
tanganku aku merasa kalo penis papa seperti menekan kemulut vaginaku,
aku lihat badannya tidak bergerak dan matanya juga masih bobok, tapi
penisnya seperti makin menusuk menekan mencoba masuk kelobang vaginaku.
Tusukannya pelan tapi tekanannya sangat kuat. Aku merasa takut, lalu
kupegang kedua pinggul papa. Dan kurasakan makin lama tekanannya terus
dan mulai menusuk masuk sedikit-sedikit. Walau agak lama penis papa
masuk sedikit-sedikit, tapi tekannanya terus dan gak berhenti. Hingga
kira-kira hampir 3 menit, aku hampir menjerit menahan sakit, saat
kurasakan penis papa menekan kuat, menusuk masuk kedalam vaginaku.
Mungkin seluruh bagian kepala penisnya sudah tertanam semua dalam
vaginaku.
Yang aku rasakan perih bukan main, sepertinya vaginaku sobek
karena tusukan penis gede papa. Aku menahan vaginaku agar penisnya tidak
bisa menerobos lebih dalam lagi, sakit sekali dan terasa perih. Dan
saat itu kurasakan tekanan penis papa seperti berhenti tidak menusuk
lagi. Tapi setelah lebih dari 2 menit aku merasakan kalo penis papa
mulai menekan lagi, mulai menusuk, dan tekanannya kali ini lebih kuat,
dan pinggul papa juga seperti bergerak menekan. Aku makin kewalahan dan
semakin takut, karena saat itu juga penis papa mulai masuk lebih dalam,
dan terus menekan kuat hingga makin masuk lebih dalam. Dan aku ingat
saat itu kalo vaginaku seperti sobek berdarah, padahal penis papa belum
ada masuk setengah kedalam vaginaku. Karena aku merasa sakit sekali
diselangkanganku, perih sekali dan aku tidak tahan, bahkan airmataku
sampai keluar, aku menangis menahan sakit, tapi aku gak bearani
bersuara, aku takut kalo aku bersuara bisa buat papa terbangun dan
bakalan ketahuan sama papa. Beberapa menit kurasakan tidak ada tekanan
dari penis papa, tapi karena perih yg tak tertahankan, kucoba mendorong
tubuh papa keatas dengan kedua tanganku agar penisnya tercabut dari
vaginaku. Tubuh papa bukannya makin terdorong...semakin kudorong
tubuhnya sekuat tenaga keatas, tapi semakin sperti ada tekanan pada
penisnya kevaginaku, kudorong lagi sekuat tenaga supaya penisnya
tercabut, tapi malah kurasakan penisnya makin menekan masuk kevaginaku
dan semakin perih kurasa seperti makin sobek vaginaku. Akhirnya aku
lemas kehabisan tenaga, sementara airmataku terus mengalir menahan
sakit. Lalu dengan sisah tenaga yang ada kucoba sekali lagi sekuat
tenagaku mendorong badannya keatas...tapi hasilnya bukannya malah
tercabut penisnya...yang kurasakan penisnya malah seperti makin menekan
masuk. Aku takut sekali saat itu karena sungguh gak tahan menahan perih.
Tenagaku habis dan penisnya sudah masuk setengah mungkin kedalam
vaginaku. Aku gak bisa mendorong badannya lagi, dan sempat juga aku
berniat mau bangunkan papa supaya dia cabut penisnya dari vaginaku, tapi
karena aku takut ketahuan dan gak mau malu, maka aku hanya bisa
mengeluarkan airmata dan pasrah.
Dan semenit kemudian...tiba2 aku merasa kalo badan papa mulai
bergerak-gerak sendiri, pinggulanya bergerak naik turun. Dan karena
tubuhnya kurasakan penisnya juga ikut bergerak sepereti keluar masuk
dalam vainaku. Aku benar-benar tersiksa karena gerakannya membuat
vaginaku ditusuk-tusuk penis papa yang sangat gede itu. Rasanya mau mati
nahan sakit hingga badanku kaku dibuatnya. Aku menjerit dalam hati
karena gak berani mengeluarkan suara, takut ketahuan sama papa. Saat itu
aku ingin sekali bangunkan papa, aku mau bilang supaya penisnya dicabut
dari vaginaku, tapi aku tetap saja takut membangunkannya, tetap saja
aku gak berani. Badan papa tetap bergerak naik turun dan aku hanya bisa
pasrah menahan sakit dengan linangan airmata yang tiada hentinya. Aku
benar-benar kapok sekarang, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain
merasakan vaginaku ditekan-tekan kuat menusuk oleh penis papa yang
sangat gede. Semakin lama gerakannya semakin kuat...semakin lama
gerakannya juga semakin cepat dan semakin membuatku serasa mau mati
menahan perih. Karena tidak sanggup menahan perih dan aku juga seperti
megap sampai sulit bernapas, akhirnya aku gak sadarkan diri. Saat itu
tidak tau apa lagi yang terjadi. Dan diwaktu aku terbangun dan sadar,
aku lihat tubuh papa masih ada diatas menindihku, dan gerakan tubuh
besar papa saat itu sangat kuat sekali menekan-nekan vaginaku, begitu
juga napas papa aku dengar sangat kasar mendesah, semenatara matanya
masih bobok aku lihat dan badannya penush dengan keringat. Aku tersiksa
lagi menahankan sakit yang sangat perih, karena penis papa sudah masuk
menekan-nekan sampai dalam vaginaku. Ingin menjerit gak berani...ingin
berteriak juga gak berani...ingin bangunkan papa juga aku gak berani.
Hingga gak lama kemudian tiba2 papa bergerak badannya sangat cepat dan
kuat dan tiba-tiba badannya menyentakkan kuat penisnya menakan
kevaginaku, dan saat itu badannya kaku diatas tubuhku, lalu kurasakan
kalo didalam vaginaku sperti ada semburan cairan dari penis papa. Dan
setelah badan papa tidak bergerak lagi, dan napas juga sudah tidak
mendesah kuat lagi, hanya keringatnya yang semakin membasahi tubuhnya.
Penderitaanku berakhir saat badan papa tidak lagi bergerak, dan
penisnya juga tidal lagi menusuk-nusuk vaginaku. Semenit kemudian aku
mencoba membalikkan badan papa, kucoba mendorong dengan sisah tenagaku
yang ada. Sungguh aku gak menyangka, walau tenagaku gak kuat lagi tapi
aku mampu mendorong badan papaku yang besar dan berat itu. Aku berhasil
balikkan badannya dan pensinya pun tercabut dari vaginaku. Aku juga
sempat heran...kenapa kali ini aku berhasil mendorong badannya, dan
sepertinya badan papa ringan sekali kudorong. Tapi aku gak mau berpikir
panjang, yang penting aku sudah lepas dari tindihan badannya. Lalu aku
mencoba bangun untuk meninggalkan papa diranjangnya, "aaagh.." aku
terpekik menjerit pelan saat kurasakan perih diselangkanganku. Aku
merasa perih saat akan melangkah, sakit sekali diselangkanganku. Sampai
dikamarku aku melihat dibahagian pahaku ada tetesan darah dari vaginaku
sudah hampir mengering. Setelah kubersihkan sisa-sisa darah perawanku
sisekitar vagina dan pahaku, maka aku pun tertidur karena lelah dan
sakit.
Setelah kejadian itu keesokan harinya aku masih tetap merasa
sakit diselangkanganku. Dan pada hari itu aku tidak masuk sekolah karena
badanku agak demam, dan kurasakan badanku juga lemas. Pagi hari jam 9
papa dan mama bertanya padaku kenapa aku tidak sekolah...aku mengatakan
kalo aku agak demam. Dan papa juga memberi obat demam padaku dan
menyarankan aku supaya istirahat aja dirumah. Saat itu aku takut juga
kalo seandainya papa tahu apa yang telah kulakukan padanya kemaren, dan
syukurlah dia tidak tau karena aku melakukannya dia saat dia tidur. Dan
seperti biasa mama berangkat bekerja tiap jam 9 pagi dan akan pulang jam
10 atau jam 11 malam. Kuakui hubungan papa dan mama sudah hampir 2
tahun agak renggang kurang harmonis, karena menurut mama...papaku suka
selingkuh dan suka kasar sama mama. Semenjak itu mama jadi kurang
perhatian pada keluarga dan banyak habiskan waktu diluar bersama ibu-ibu
yang lain bisnis berlian. Mama juga sering seminggu tidak pulang karena
harus keluar kota untuk urusan bisnisnya, tapi beliau selalu melebihkan
uang jajanku dan selalu belikan apa yang kuminta. Kalo mama berangkat
bekerja...papa juga biasanya pergi keluar rumah entah kemana dan
terkadang sampai malam juga baru pulang. Dan jarang sekali ada dirumah
diwaktu siang hari. Dan disiang itu waktu (jam 1) aku baru saja selesai
makan siang (keluargaku bayar bulanan untuk rantangan makan siang dan
makan malam), dan aku terkejut sekali lihat papa pulang. Dia sempat
menanyakan kesehatanku sebelum dia berlalu masuk kedalam kamarnya.
Setelah itu aku melangkah keruang tamu dan kuhidupkan tv, sebenarnya aku
mau tidur dikamarku tapi takut nanti papa keluar rumah tidak ada yang
kunci pintu, maka kutunggu sampai papa keluar kamarnya san pergi keluar
rumah (karena biasanya papaku jarang dirumah siang dan sore hari, kalo
pun datang...hanya sebentar lalu pergi lagi dan memintaku untuk kunci
rumah dari dalam).
Setelah kutunggu selma 15 menit, tapi tidak ada tanda-tanda kalo
papa akan pergi keluar rumah lagi, dan papa juga belum keluar dari
kamarnya. Sambil nonton TV aku bertanya dalam hati, napa papa gak keluar
ya...biasanya papa siang hari tidak pernah berada dirumah. Lalu karena
penasaran aku coba melihat kekamarnya, dan kulihat pintu kamar tertutup
tapi tidak rapat dan masih bisa melihat jelas dari luar. Aku dorong
dikit pintunya dan kulirik kedalam...nampak sedikit kaki papaku sedang
tidur diatas ranjangnya. Lalu kututup pintu kamarnya dan aku melangkah
keruang tamu dan kumatikan Televisi, lalu aku berjalan kekamarku. Sampai
dikamarku aku masih bertanya-tanya dalam hati...kok papa sekarang rajin
tidur siang ya...semalam dan hari ini dia tidur siang. Seumur-umur baru
semalam itu dia aku lihat tidur siang, kenapa hari ini juga tidur
siang...biasanya malam dia baru pulang kerumah. Tapi siang itu aku tetap
saja mengurung diri dalam kamarku, aku gak keluar rumah ataupun menemui
teman-temanku, karena aku juga masih merasa lemah. Aku tidak bisa tidur
tapi tetap merebah sambil membayangkan apa yang telah kulakukan pada
papaku semalam itu. Setengah jam kemudian aku seperti mendengar suara
dari Televisi yang ada diruang tamu. Padahal aku ingat kalo televisi
sudah aku matikan sebelum aku masuk kamar tadi. Aku mau tau siapa yang
menyalakan televisi dan aku keluar kamar menuju raung tamu. Disana aku
jumpai papa sedang tidur dengan pakai sarung diatas karpet diruang tamu
dan matanya masih terbuka menonton tv. Papa tau aku datang dan bertanya
padaku "belum tidur juga ya..." lalu kujawab "sudah tadi pa...tapi
kupikir aku lupa matikan tv makanya aku terbangun dan mau matikan tv,
rupanya papa yang hidupkan"
"iya papa juga tadi mau tidur siang dikamar papa, tapi gak bisa tidur
juga, papa kepanasan, jadi papa mau tidur disini aja" ucap papa sambil
matanya mulai dipejamkannya, tapi televisi dibiarkannya tetap hidup.
"ya uda kalo papa mau tidur...aku juga mau tidur pa...ngantuk.." aku
berlalu meninggalkan papa, tapi tiba-tiba papa berkata padaku
"nisyah...nanti matikan tv nya ya kalo papa sudah tidur...jangan
sekarang matikannya, nanti saja kalo papa sudah tidur...gak lama kok 5
atau 10 menit papa sudah tidur kok", "iya pa...nanti nisyah matikan..",
jawabku sambil berjalan menuju kamarku.
Setelah 10 menit aku keruang tamu lagi hendak mematikan tv
seperti yang diperintahpan papaku padaku. Sesampainya disana aku sangat
terkejut sekali, kulihat papaku sudah tertidur tapi sarungnya sudah
terbuka dibawah kakinya, dan saat itu penis papaku tampak membesar
menegang. Aku melihat mata papaku benar-benar tidur, dan segera
kumatikan tv, tapi tetap saja mataku melihat tubuh bugil papaku, aku
kembali seperti terangsang melihat penis papa. Ingin kembali
kumenyentuhnya, karena aku begitu suka melihatnya dan penis papaku yang
gede itu membuat nafsuku kembali menggebu. Aku masih berdiri didekatnya,
menatap penisnya, dan kulihat matanya tertutup tidur. Mungkin sarung
papa gak sengaja terbuka kebawah karena tendangan kakinya diwaktu tidur,
dan papa tidak menyadarinya. Aku masih bisa menahan nafsu waktu itu,
karena aku masih merasa sakit diselangkanganku. Sebenarnya aku ingin
sekali menyentuh penis papaku lagi, apalagi dia tidak tau saat itu, dia
sudah tidur nyenyak, bahkan dia tidak tau kalo aku sudah matikan
televisi. Kutahan nafsuku yang menggebu, aku gak berani menyentuhnya,
walau aku tau sebenarnya aku ada kesempatan menyentuhnya lagi, karena
papaku sedang tertidur, tapi aku takut dan gak mau menahan sakit lagi.
Aku benar-benar jerah dan kapok, aku benar-benar gak sanggup menahan
sakit. Maka kutinggalkan papa diruang tamu dan aku masuk kamar ku lagi.
Siang itu rasanya aku benar-benar berperang melawan nafsuku, aku tetap
berkeras gak akan sentuh penis papa lagi, aku benar-benar kapok semalam
dibuatnya, aku gak bisa bayangkan rasa sakit yang kuderita sewaktu
penisnya kumasukkan dalam vaginaku. Dan disiang itu untuk kedua kalinya
aku melihat penis gede papaku, tapi aku berhasil melawan nafsuku karena
takut membayangkan rasa perih yang sangat perih. Akhirnya setelah 1 jam
kemudian, kudengar papa terbangun, dan dari dalam kamar aku bisa
mendengar kalo papa berada dikamar mandi sedang mandi. Dan akhirnya papa
pamit padaku untuk keluar rumah.
Namun ke-esokannya yaitu hari ke-3, saat aku pulang sekolah dan
baru saja tiba dirumah, aku menemukan papa sedang menonton TV diruang
tamu seorang diri. Papa meyapaku sebelum aku sempat berlalu kekamarku.
"waah anak papa sudah pulang ya...",
"hehehe...iya pa...kok papa tumben ada dirumah...biasanya sampai malam
baru pulang", ucapku menggeledek papa sambil berlalu meninggalkannya
diruang tamu. Setelah ganti pakaian aku langsung menuju dapur untuk
ambil makan siang. "papa sudah makan belum?, makan bareng yuk pa...",
"papa sudah makan tadi, Nisyah makan sendiri aja ya...".
Selesai makan aku langsung masuk kamar dan tidak keluar lagi. Namun 10
menit kemudian dari dalam kamarku, aku seperti tidak mendengar suara
televisi lagi. Karena mau tau apakah emang benar televisi sudah
dimatikan, aku bergerak keruang tamu dan aku takut papa pergi tanpa
menutup pintu depan. Ternyata papa tidak ada disana...dan pintu depan
juga tertutup. Maka kucari kekamar papa, karena rasanya gak mungkin kalo
papa tidur siang lagi, aku tau kalo papaku itu makhluk paling jarang
tidur siang. Lalu aku kekamar papa dan langsung masuk, karena pintu
kamarnya terbuka hampir setengah. Astaga...ternyata papa ada didalam dan
sedang tertidur, dan...aku lihat papa tidurnya tanpa sehelai pakaian
membalut tubuhnya, aku terdiam kaget melihat papa tidur dalam keadaan
bugil. Takut papa tau kalo aku ada dalam kamarnya aku langsung bergerak
keluar kamar papa dan kembali kekamarku. Saat berada dalam kamarku,
nafsuku benar-benar diuji, aku sungguh gak bisa melupakan apa yang aku
lihat barusan. Tubuh bugil papa seakan lengket dalam benakku, tubuh
gagahnya, penisnya, serta bulu-bulu yang banyak tumbuh dibagian-bagian
tertentu badannya. Hatiku bertanya...mengapa papa tidur bugil, dan
mengapa dalam 2 hari ini kalo tidur penis papa selalu dalam keadaan
sudah membesar dan menegang...padahal hari pertama aku memergoki papa
sedang tertidur dia pakai cd, dan penisnya juga tidak menegang, tapi
napa 2 hari ini selalu dalam keadaan menegang...?. Saat itu aku hanya
berpikir, kalo papa mungkin saja kepanasan atau sudah terbiasa bugil
dari dulu kalo sedang tidur, mugkin aku tidak mengetahuinya selama ini.
Dan akhirnya karena tidak tahan melawan nafsu, aku kembali lagi kekamar
papa karena pengen melihat penis papa lagi. aku benar-benar sudah tidak
bisa menguasai nafsuku, aku benar-benar sudah suka melihat penis gede
papaku, yang bagiku adalah sesuatu yang unuk sesuatu yang asing tapi
punya daya tarik yang sangat besar, hingga membuatku ingin selalu
melihatnya, lagi...dan lagi...aku terpesona dan kagum.
Ketika sudah berada dalam kamar papa, aku melangkah pelan-pelan
mendekatinya, dan aku duduk disebelahnya dengan mataku seakan tak ingin
berkedip melihat benda papa yang telah membuatku kagum padanya.
Jantungku berderak gak menentu saat aku melihat penis papa dari dekat,
entahlah mengapa aku sangat menyukainya aku juga tidak tau, aku sangat
tertarik untuk menyentuhnya. Maka kucoba pegang paha kiri papa dengan
kedua tanganku, lalu kugoyang-goyang ingin tau apakah dia terbangun.
Ternyata papa tidak bangun saat kugoyang-goyang pahanya dan aku tau kalo
dia tidurnya pulas. Aku semakin berani dan leluasa untuk berbuat sepuas
hatiku untuk mempermainkan penis papa. Kutelan airludahku saat tanganku
telah menggenggam penis papa yang sudah menegang sangat gede itu. Dan
tanpa menunggu lama aku langsung menciumnya dan jga memasukkannya
kedalam mulutku. Aku benar-benar seprti gadis belia yang sudah sangat
menyukai penis laki-laki, emutanku sengaja kubuat nyedot kuat-kuat, aku
sangat menikmatinya dan aku berusaha buat penis papa masuk sedalam
mungkin dalam mulutku, namun hanya bisa masuk bagian kepalanya aja,
penis papa terlalau gede buat mulutku. Seluruh batang penis papa
kujilatin sampai batangnya basah semua karena air ludahku saat
menjilatinya. Sekali-sekali kuperhatikan kearah wajah papa, aku melihat
mata papa dan menurutku papa benar-benar tidur dan sama sekali tidak tau
apa yang telah kuperbuat. "oh papa...maafkan aku telah melakukan ini
tanpa sepengetahuanmu...maafkan aku papa" jeritku dalam hati. Dan
mulutku benar-benar menikmati penis papa, aku telah menyukai penis papa
dan aku terangsang, aku bernafsu melihat penis gede papa. Lama sekali
aku mengemut penis papa, tapi rasa puas belum juga aku dapatkan. Hingga
15 menit aku mengulumnya, aku merasa kalo mulutku sudah mulai pegal,
leherku juga sudah mulai terasa capek karena terus-terusan mengulum
penis gede papa. Aku sangat bernafsu sekali apa lagi mata papa kulihat
tetap tidur, dan tangan papa juga tidak ada membelai rambutku. Maka aku
sangat yakin kalo papa benar-benar tidak tau dan tidak menyadari apa
yang sedang aku lakukan. Karena merasa belum puas dengan mengulumnya
saja, aku membuka seluruh pakaianku dan aku bugil dihadapan papaku yang
sedang tidur pulas.
Lalu aku naik keranjang papa dengan gerakan yang kusengaja sangat
pelan berhati-hati sekali, agar jangan sampai membuat papa terbangun
dari tidurnya. Aku tidur lagi disebelah papa dan mulai meneruskan
rencanaku selanjuntnya. Ketika akan kubalikkan tubuh kekar papa supaya
menindihku, aku hampir saja mengurungkan niatku, aku teringat kalo aku
merasa gak sanggup kalo penis papa sampai masuk kedalam vagiaku. Namun
karena nafsuku sudah benar-benar gak bisa dikendalikan lagi, kucoba
balikkan badan besar papa dengan sangat hati-hati sekali, dan aku merasa
tidak menemukan kesulitan saat membalikkan badan papa, aku merasa kalo
badan besar papa seperti ringan...gampang sekali aku membalikkan
badannya hingga dia menindihku. Segera kupegang penis keras papa yang
gede dan kutuntun kebagian vaginaku. Saat kepala penis papa sudah aku
letakkan tepat dimulut vaginaku, maka langsung kutarik tanganku dan
kulepas penisnya dari peganganku. Kuperhatikan mata papa bobok, dan aku
merasa kalo badan papa sangat berat berada diatasku. Namun beberapa
detik kemudian...kembali kurasakan kalo kedua paha papa bergerak, dan
kedua pahanya sperti melebarkan kedua belahan pahaku. Karena kaki papaku
besar dan berat maka belahan pahaku langsung ngikut terbuka lebar,
tetapi mata papa tetap aku perhatikan tutup. Setelah selangkangan pahaku
terbuka lebar, seketika itu juga kurasakan kalo penis papa seperti
menekan kevaginaku. Aku heran...badan papaku tidak bergerak sama sekali
dan mataya juga aku lihat sedang tidur, tapi napa penisnya terus
menekan. Aku takut seakali, aku langsung teringat kalo gak tahan menahan
perihn nantinya. Kucoba pasrahkan diriku walau tetap saja ada perasaan
takut dalam hatiku menanti penisnya masuk dalam vaginaku. Penis papa
semakin menekan...sedikit demi sedikit kuarasakan kalo penis papa mulai
masuk sendiri kedalam vagina kecilku yang masih belum ditumbuhi bulu
sedikitpun. Aku hampir merintih menjerit sakit saat penis gede papa
semakin menekan lebih dalam dan sudah masuk seluruh bagian kepala
penisnya. Karena tak tahan menahan perih maka kucoba mendorong tubuhnya
keatas agar penis papa tercabut dari vaginaku, tapi semakin kudorong
keatas badan papa...kurasakan penisnya semakin menekan menusuk kedalam,
kudorong lagi sekuat tenaga tapi tetap saja tidak bisa dan malahan penis
papa semakin masuk menekan kedalam. Aku gak habis pikir...tubuh papa
seperti tidak ada bergerak tapi mengapa bisa menekan masuk kedalam
vaginaku. Hingga akhirnya aku kegabisan tenaga dan tidak mampu untuk
mendorong badannya lagi, kurasakan tekanan penis papa semakin dalam, dan
penisnya sampai masuk setengah dari panjang batang penisnya. Aku
menangis tapi tidak berani bersuara, mau menjerit juga takut ketahuan,
mau bangunkan papa agar penisnya dicabut dari vaginaku juga gak berani,
takut ketahuan dan gak mau menanggung malu.
Dan aku kembali merasakan kalo vaginaku seperti koyak karena
ditembus penis gede papa, hingga menembus sampai setengah dari batang
penisnya. Aku kembali merasa seperti mau mati nahankan sakitnya. Saat
begitu aku merasa menyesal, merasa kapok karena tidak dapat lagi berbuat
apa-apa selain pasrah menahan sakit dan perih. Setelah kira-kira 1
menit setelah penisnya tidak lagi menekan masuk, tiba-tiba badan papa
bergerak sendiri lagi, sama sperti waktu kejadian pertama, matanya tutup
tapi badan tegapnya bergerak naik turun dan saat itu kurasakan kalo
penis papa juga ikut keluar masuk menekan-nekan dan menusuk vagina
kecilku. Aku sangat kesakitan sampai tubuhku kaku menahan perih, aku
berusaha supaya penis papa tidak masuk terlalu dalam, aku mnjepitnya
dengan vaginaku, tapi sungguh tiada artinya, karena penis gede papa
sangat keras dan terus menekan menusuk-nusuk berusaha masuk lebih dalam
lagi. Makin lama gerakan badan papa semakin cepat dan semakin kuat-kuat,
dan itu sungguh menyiksaku yang hanya mampu mengeluarkan air mata tanpa
berani bersuara sedikitpun. Saat-saat seperti ini aku hanya berharap
semoga cepat berakhir...aku sungguh gak tahan. Gerakan badan papa makin
lama makin sangat kuat menusuk, dan semakin lama semakin dalam masuk
kevagina kecilku, semakin membuatku megap susah bernapas. "papaaa
ampuuuun...uuuuughh...uuuugh..." jeritku sangat kuat dalam hati, karena
aku gak berani bersuara takut bapak terbangun. Napas papa terasa
kedengaran kasar dan gerakannya kadang yentak sampai masuk dalam, tapi
matanya tetap aja tidur aku lihat.
"ampuuuuun paaaa...aduuuuu...aaaaagh...uuuuuggh..." aku selalu menjerit
dalam hati karena menahan perih. Ingin sekali cepat berakhir, tapi aku
sungguh gak pernah tau kapan itu berakhir, aku hanya menunggu badan papa
sampai tidak bergerak sendiri lagi, karena untuk membangunkannya aku
gak mungkin, pasti ketahuan nantinya. Aku perhatikan seluruh badan papa
penuh dengan keringat, dan napas nya juga sangat kasar dan matanya tetap
saja tidur (karena itu emang kuharapkan, aku gak mau dia sampai
terbangun dan akhirnya ketahuan). Sampai lebih 25 menit, akhirnya
kurasakan tiba-tiba badan papa bergerak sangat cepat dan
menyentak-nyentak sangat kuat sehingga penisnya menyentak kuat-kuat
menusuk sampai kandas-kandas kedalam vaginaku, dan aku megap gak bisa
bernapas bahkan hampir pingsan. Lalu kudengar desahan panjang dari mulut
papa saat sentakan terakhir tubuh besarnya dan penisnya tertanam kandas
dalam vaginaku, lalu kurasakan sperti ada cairan hangat yang
disemprotkan dari penis papa dalam vaginaku. Dan aku tidak tau
mengapa...tiba-tiba badan papa tidak bergerak lagi tapi tetap diatas
tubuhku dan penisnya juga masih berada dalam vaginaku. Kalo sudah
begitu, rasanya sungguh aku sudah terbebas dari penderitaan yang amat
menyiksaku menahan perih selama hampir 1/2 jam. Rasanya tenagaku habis
dan tubuhku sangat lemah dan ikut basah akibat keringat papa yang terus
mengalir bercucuran siang itu dalam kamarnya.
Dua menit kemudian aku mencoba membalikan badan papa agar tidak
menindihku lagi, dan sungguh memang tidak sulit seperti penisnya menekan
vaginaku (waktu penisnya seperti menekan vaginaku, aku gak mampu untuk
mendorong badannya agar penisnya tercabut dari vaginaku ), tapi saat ini
aku gampang sekali mendorong badan besarnya dan membalikkannya
sehingga penisnya juga ikut tercabut dalam vaginaku. Aku masih
membiarkan badanku tidur telentang sebentar saja sambil menunggu
tenagaku pulih kembali. Lalu setelah bebarapa menit aku bangkit
meninggalkan papa sendiri dalam kamarnya. Setelah aku membersihkan
tubuhku aku kembali tidur dikamarku karena aku lemah sekali dan
selangkanganku juga terasa perih. Dan 1/2 jam setelah itu aku dengar
dari kamarku kalo papa bangun dan pergi mandi kekamar mandi, gak lama
setelah selesai mandi papa pergi keluar rumah dan akan pulang sampai
malam nanti. Kejadian ini sungguh tidak diketahui papa, dan hanya aku
sendiri yang tau dan karena aku sendiri yang lakukannya disaat papa
tidur. Aku telah berhasil menjadi wanita yang sesungguhnya seperti yang
teman-temanku bilang...perempuan itu belum bisa dibilang perempuan yang
sesungguhnya kalo belum pernah rasakan sex. Dan aku bukan lagi menjadi
gadis kuper seperti yang selalu mereka ucapkan padaku saat mereka pernah
permalukan aku. Aku sudah rasakan sex walaupun aku tersuksa
melakukannya, walaupun aku merasa seperti ada yang dirobek-robek dalam
vaginaku.
Aku sempat merasa ragu dan curiga pada papaku...karena setelah
kejadian pertama, kedua dan ketiga...papaku jadi semakin sering tidur
siang, bahkan setelah kejadian itu papa setiap hari berada dirumah siang
hari dan selalu tidur siang dikamarnya, dan kalo tidur juga selalu
dalam keadaan bugil. Namun aku tidak menemukan tanda-tada kalo papa
sadar atau terbangun dari tidurnya, karena aku selalu lihat matanya
bobok, dan saat aku mengulum penisnya juga dia gak pernah lagi
belai-belai kepalaku. Itulah yang buat aku yakin kalo papa memang
benar-benar gak tau dan memang dalam keadaan gak sadar melakukannya.
Hingga akhirnya aku semakin hari semakin menyukai penis gede papaku
sendiri, dan setiap kali papa tidur siang aku merasa seperti ada yang
menyuruhku untuk masuk kekamarnya, seolah-olah aku ingin selalu melihat
papa tidur bugil, selalu membayangkan penis gede nya yang berwarna gelap
itu, dan mengapa juga aku bisa sangat menyukainya, sangat mengaguminya,
seakan-akan benda terlarang milik papaku itu seperti punya daya tarik
yang hebat untukku. Setelah hari yang ke-4, ke 5, ke 6 dan seterusnya
hingga sebulan aku terus masuk kamar papa, dan selalu intip dia bobok,
dan selalu kutemukan papa bobok dalam keadaan bugil dan dalam keadaan
penisnya sudah sangat besar sekali menegang dan panjang, dan itu sangat
membuatku nafsu sekali melihatnya ingin segera menyentuh dan
mengulumnya. Mulanya niatku hanya ingin melihat tubuh bugil papa disaat
tidur, dan hanya ingin mempemainkan penis gede nya dalam mulutku, dan
ternyta kalo aku sudah mengulum penisnya dan mempermainkan penisnya
dalam mulutku, aku selalu merasa tidak puas dan akhirnya aku bugil
sampai tidur disebelahnya dan membalikkan badannya pelan-pelan sampai
menindihku. Jujur aku katakan...kalo badan papaku sudah berada diatasku
dan kalo penisnya sudah menekan bahkan sampai badannya gerak-gerak
sendiri, itu sangat membuatku tersiksa menahan sakit dan aku sangat
menyesal selalu kalo badan papa sudah berada diatasku dan menekan
penisnya kedalam vaginaku.
Yang buat aku gak abis pikir adalah...napa kalo lihat papa tidak
sedang bobok aku sama sekali tida ada rasa nafsu ataupun suka melihat
dia. Aku merasa tidak tertarik sedikitpun dan itu emang kuakui, karena
aku hanya tertarik dan bernafsu kalo aku lihat papa sedang bobok bugil,
aku bernafsu kalo sudah lihat penis papa, dan selalu begitu kejadiannya.
Setelah sebulan terus melakukan itu disaat papa bobok, aku pernah sakit
dan gak sekolah 2 hari, badanku terasa lemah sekali, sehingga hanya
istirahat dalam kamar. Tapi karena aku lelah dan badanku lemah, aku
tidak masuk kamar papa dan tidak melihat papa lagi tidur siang
dikamarnya. Hingga sore harinya aku dengar langganan rantangan makam
malam kami aku dengar datang, dan aku segera bukakan pintu dan menerima
rantangan nya dari bi Inah. Setelah itu aku bersih-bersih diri dan
makan. Lalu aku nonton televisi diruang tamu. Tiba-tiba papa keluar dari
kamarnya hanya pakai sarung telanjang dada, dan papa juga bawa bantal
aku lhat. Papa sempat bilang kalo dia lagi gak enak badan dan mau
istirahat aja dirumah, dan aku diminta jangan kemana-mana suruh dirumah
aja sama papa. Papa tidur diruang tempat nonton tv, saat itu jam 5 sore
kalo gak salah. Kata papa dia mau tidur disitu aja sambil nonton tv biar
cepat tertidur katanya, karena dikamar katanya susah mejamkan mata.
Papa memintaku untuk tetap menyalakan tv agar dia cepat tertidur, dan
aku terus nonton tv sambil duduk disofa sebelah kanan papa. Lima menit
kemudian kulihat papa seperti gelisah dan suara napasnya keluar seperti
orang yang sedang tidur pulas...aku gak nyangka kalo papa bisa cepat
tertidur kalo tv dinyalakan. Dan saat papa sudah tertidur nyenyak,
badannya mutar kekanan dan balik kekiri karena gelisah, dan saat dia
balik kekiri aku lihat sarungnya terlepas tertendang kaki kanannya,
sehingga sarungnya saat itu aku lihat sudah turun sampai kebawah
betisnya. Dan saat itu juga langsug terpampang keluar penis papaku yang
aku lihat sudah dalam keadaan menegang sangat besar tegak memanjang.
Sungguh aku tidak bisa melihatnya, jantungku berdetak cepat lagi, dan
ntah napa aku jadi nafsu dan ingin sekali meyentuhnya. Padahal dari
siang hari aku sudah niatkan untuk tidak masuk kamar papa agar tidak
melihat penisnya, karena pada hari itu aku sangat lemah sampai aku tidak
masuk sekolah. Saat melihat nya sudah dalam keadaan bugil, dan penisnya
juga seperti sudah menantiku untuk dipemainkan mulutku, aku sempat
bilang pada hati kecilku untuk melawan gejolak nafsuku "tidak
Nisyah...tidak, jangan lihat dan jangan sentuh...jangan
nisyah...tinggalkan saja dan masuk kekamar mu..", batinku menolak untuk
tidak melihat da menyentuhnya, tapi nafsu sangat menggebu-gebu dan aku
benar-benar tidak mampu melawan nafsuku sore itu. Aku terlanjur
melihatnya dan tidak mungkin rasanya untuk tidak menyentuh (mungkin kalo
tidak lihat tubuh bugil papa dan penisnya, aku gak akan terangsang dan
nafsu). Dan akhirnya aku lakukan lagi diruang tengah rumah kami itu
tanpa sepengetahuan papaku karena dia dalam keadaan tidur. Aku lakukan
sore itu mempermainkan penisnya dalam mulutku sampai sepuasku, dan
niatku hanya sampai sebatas mengulum pensinya aja, tidak usah sampai
dimasukin kevaginaku, tapi nafsuku tetap saja merasa tidak puas hingga
akhirnya nafsuku memaksaku untuk bugil dan membalikkan badan papaku
sampai menindihku. Dan aku sungguh tidak pernah bisa menguasai nafsuku
apabila sudah mengulum penis gede papa. Dan sore itu aku hampir pingsan
karena penis papa menusuk menyentak-nyentak...dan lama sekali badannya
tidak bergerak lagi, mungkin hampir 1/2 jam sampai badan papa penuh
dengan keringat. Dan yang aku herankan...walaupun selama sebulan itu aku
tiap hari melakukannya pada papa disaat dia tertidur, tapi aku tetap
saja merasa kalo vaginaku seperti dikoyak penisnya.
Dua bulan, tiga bulan hingga setahun aku tetap melakukan ini pada
papaku disaat dia sedang tertidur, dan dia tidak pernah mengetahauinya
sampai hari ini. "maafkan aku papa...maafkan aku telah melakukan dosa
padamu, telah berdosa karena kelemahan yang kumiliki...", aku tak ingin
sampai papa tahu semua ini, dan kalo itu sampai terjadi mungkin jalan
satu-satunya yang harus aku tempuh adalah akan pergi jauh dari papa dan
mama. Karena aku gak mau menanggung malu karena telah memanfaatkan papa
disaat dia tidur. Sesungguhnya aku tidak pernah menyesali apa yang telah
aku lakukan, hanya gak mengerti sampai saat ini...apakah ada kelainan
pada diriku?, apakah yang kulakukan ini wajar?. Sungguh ini membuatku
bingung dan hampir prustasi. Dan mengapa juga aku tidak pernah hamil,
apakah karena papa melakukannya disaat tidur...aku sangat tidak ingin
kalo aku sampai hamil, dan semoga itu tidak akan pernah terjadi. Hingga
aku berumur 16 tahun aku masih tetap melakukan itu dan seperti tidak
bisa berhenti melakukannya.
Dengan beberapa orang dewasa yang aku percaya aku pernah curhat,
dan mereka beri jawaban yang berbeda-beda tiap kali kubertanya. Ada yang
bilang aku punya kelainan sex karena hanya suka pada lelaki yang sedang
tertidur, dan ada juga yang bilang kalo aku korban sex, ada juga yang
bilang kalo papaku selama ini telah mengetahuinya dan selalu
melakukannya dalam keadaan sadar. Semuanya sungguh membingungkanku.
Hingga akhirnya disuatu hari aku sudah duduk dibangku SMU, aku pernah
curhat dengan tetangga yang kuanggap bisa jaga rahasia. Dia adalah orang
yang termasuk pintar mengobati penyakit, dan banyak orang yang sudah
berobat padanya merasa puas karena terlepas dari penyakitnya. Dia adalah
pak Joko (nama samaran ) umur 43 tahun. Memintaku datang kerumahnya
hari selasa malam setelah aku curhat padanya 2 hari sebelumnya, menurut
beliau aku ada kelainan dan masih bisa disembuhkan. Yang saat itu aku
sangat mempercayai beliau. Dan saking percayanya dan sangat ingin sembuh
dari kelainan yang dia katakan pada diriku, hingga akhirnya aku
menuruti semua perkataannya. Malam itu aku diobati dirumahnya tapi
dengan mengikuti segala persyaratan yang sudah dia buat tetunya. Malam
itu dalam ruang tertutup dan hanya kami berdua didalamnya, dia memintaku
untuk melakukan teraphi dengan cara melakukan hubungan sex. Dia bilang
dia ingin tau dan ingin lihat apakah aku bisa melakukannya dengan orang
yang tidak sedang tidur. Dan ternyata malam itu, aku sama sekali tidak
punya nafsu untuk melakukannya, aku tidak tertarik sama sekali. Maka
pak Joko mengobati dengan cara dia sedang tertidur, dia bilang hanya
dengan begitu bisa mengobatiku. Malam itu dia tertidur setelah 5 menit
baca-baca mantra yang aku tidak tau samasekali apa yang dia ucapkan. Dia
memintaku menunggu setelah 5 menit dia pejamkan mata, dan saat itu dia
tertidur didepanku diatas tempat tidur dalam ruangan dirumahnya sendiri.
Dia tidur hanya dengan memakai sarung tanpa celana dalam. Setelah
kupastikan dia tertidur dalam 5 menit, maka aku melakukan seperti yang
aku lakukan pada papaku. Aku lakukan tanpa dia mengetahuinya, tapi dia
bilang dia mengetahuinya dalam mimpi tidurnya. Dan semakin lama aku
semakin ragu padanya, aku merasa sia-sia dan tidak ada perubahan pada
diriku. Setelah selama sebulan melakukan teraphi seperti itu tiap malam,
akhirnya aku gak mau lagi diminta datang kerumahnya tiap malam. Aku
sadar kalo diriku sepertinya gak bisa sembuh dibuatnya, dan malah
penderitaan yang kurasa karena harus melakukan itu padanya tiap malam,
walaupun dia sedang tertidur.
Semua yang kulakukan ini tidak pernah kuceritakan pada
teman-temanku, dan aku selalu menyimpan rahasia ini dari teman-temanku.
Sekarang terserah orang mau bilang apa tentang diriku, yang pasti aku
melakukannya bukan karena haus sex, aku hanya tidak bisa kalo lihat
papaku sedang tertidur dalam keadaan bugil. Dan aku juga inginkan
kesembuhan pada diriku, dan aku samasekali tidak mengharapkan hal sperti
ini dalam hidupku, walau aku tau sukar bagiku untuk terlepas dari
kelainan ini. aku juga tau semua kita yang hidup pasti punya masa
lalu...dan semoga pengalaman buruk ini bisa menjadi pelajaran bagi gadis
yang masih remaja, yang merasa dirinya kurang pergaulan seperti diriku.
Silahkan tinggalkan saran dan koment anda...yang mungkin punya
pengalaman untuk buat solusinya...karena hingga saa ini aku masih tetap
melakukannya pada papaku dan dia juga tidak pernah tau sampai saat
ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar