Aku baru saja naik ke-kelas 2 SMP saat aku mulai merasa ada yang salah
dalam diriku (saat menceritakan ini usiaku sudah 16 tahun). Sebagai
sisiwi SMP aku termasuk anak yang pintar. Namaku Anisyah, panggilan
sehari-hariku Nisyah. Aku lebih suka bergaul dengan teman yang diatas
usiaku, dan aku punya teman akrab yang masih tetanggaku, mereka adalah
mbak Inun (18)tahun dan mbak Riska(18)tahun. Mereka berdua saat itu
masih duduk dibangku SMA kls 3. Walaupun aku masih kls 2 SMP tapi mereka
menganggapku sebagai teman baik, dan aku juga merasa beruntung karena
banyak hal berupa wawasan yang bisa aku dapatkan dari mereka berdua.
Suatu hari kami pernah ngumpul saling ngegosip dirumah mbak
Riska, karena kebetulan ortunya dan adiknya lagi bepergian kerumah
pamannya. Kami bertiga banyak bercerita dan saling curhat sambil
menikmati rujak yang kami buat sendiri. Ntah darimana awalnya mbak Riska
bisa cerita tentang dia dan pacarnya, begitu juga mbak Inun, gak mau
kalah menceritakan perjalanan cintanya dengan pacarnya. Aku tidak tau
sama sekali kalau waktu itu pergaulan mereka berdua sudah melewati batas
wajar, dan aku menyadarinya setelah aku terjerumus akibat pengaruh
pergaulan dan cerita mereka. Aku ingat waktu itu mbak Riska bercerita
kalau pacarnya sangat menyayanginya dan sangat bangga punya pacar,
begitu juga mbak Inun, yang mengatakan sungguh nikmat berpacaran. Waktu
itu aku tidak tau sama sekali tentang arti pacaran yang sesungguhnya,
karena usiaku masih hampir 14 tahun.
Kalaulah saat itu aku menyadari bahwa mereka bukanlah teman
yang baik, mugkin aku tidak menjadi seperti sekarang ini. Aku merasa
seperti menyesal dan seperti merasa ada yang lain pada diriku.
Berkali-kali aku curhat menceritakan pada orang yang sudah dewasa
tentang semua yang kualami, tapi tetap saja beranggapan bahwa aku yang
salah.
Disaat acara ngumpul dirumah mbak Riska itu, ada hal yang
membuatku selalu tanda tanya, ada hal yang membuat pikirannku selalu
membayangkannya, dan aku semakin penasaran aja. Menurut mereka berdua
(yang saat itu aku tidak tahu sama sekali kalo mereka punya niat buruk
padaku), cewek remaja itu dijaman sekarang gak jamannya lagi kalo belum
kenal cinta, gak jamannya lagi kalo belum punya pacar. Dan mereka berdua
juga sangat terbuka padaku, bahkan mereka cerita kalau mereka sudah
tidak perawan lagi. Menurut mereka juga, sex itu indah...sex itu
segalanya apalagi bila dilakukan dengan pacar. Semua cerita mereka saat
itu seolah membuat agar aku malu belum punya pacar. Aku bahkan saat itu
diejek, dikatai kalo aku itu kurang pergaulan, walau aku sudah bilang
umurku baru hampir 14 tahun, tapi malah dibilang kalo aku itu anak mami,
anak pingitan dan tidak kenal dunia luar. Sebagai gadis remaja yang
sudah SMP aku marasa malu dikatain begitu, aku merasa gak senang kalo
dibilang kurang pergaulan. Dan masih kuingat kalau ada kata-kata mereka
yang katakan, bahwa aku tidak pernah punya cerita gaul tentang pacaran
dan nikmat pacaran. Dan aku lebih merasa terhina lagi saat mbak Ani
bilang, wanita itu belum dikatakan wanita kalo belum rasakan
sex...wanita itu masih belum bisa dibilang wanita sesungguhnya, kalo
belum menikmati sex. Perkataan itulah yang buat diriku yang akhirnya
menjadi pukulan berat bagiku. Aku tidak bisa bilang apa-apa saat mereka
mengatakan itu setengah mengejek padaku, bahkan kuingat mataku hampir
berkaca-kaca saat itu karena malu sekali mendengarnya. Mereka berdua
sadarkan aku, kalo aku memang gadis yang tidak gaul alias kuper, gadis
pingitan yang belum kenal cinta dan sex. Dan aku juga gadis yang belum
bisa dikatakan wanita yang sesungguhnya, karena belum pernah merasakan
atau menikmati sex.
Sejak mendengar perkataan teman-temanku itu, setiap hari hanya
perkataan itu saja yang ada dalam lamunanku, setiap saat teringat dan
itu membuatku sedih. Aku jadi malu pada diriku sendiri (ternyata aku
kuper). Dan sejak itu aku sering menghindar dari mereka berdua, karena
kusadari diriku kuper. Setiap hari aku melamun dan mengingat-ingat
cerita mereka, mengingat cerita mereka tentang ciuman, cerita mereka
tentang melakukan sex, cerita mereka cara memuaskan pacar mereka.
Apalagi mereka bilang, buat apa punya wajah cantik kalo belum punya
pacar dan belum tahu sex, belum rasakan nikmatnya sex. Kata-kata itu
bila terngiang ditelingaku menyakitkan sekali. Dan aku gak mau jadi
gadis yang kuper seperti yang temanku katakan, aku tidak mau jadi gadis
kuper yang belum pernah rasakan sex. Dalam hatiku, aku harus punya
pacar, aku harus bisa jadi wanita yang sesungguhnya, dan aku gak mau
jadi penasaran terus menusrus. Maka sejak itu aku mimpi ingin punya
cowok yang bisa jadi pacarku, tapi karena aku masih kls 2 SMP, sulit
rasanya nemukan cowok yang bisa jadi pacar. Walau kuakui wajahku sangat
manis dan imut, tapi bodiku gak begitu tinggi karena umurku 14 tahun
kurang 2 bulan saat itu. Hampir selama 2 bulan aku merubah penampilanku,
aku sering dandan secantik mungkin (agar ada yang menaruh perhatian
padaku). Tapi sampai 2 bulan aku belum juga menemukan pacar yang
kuharapkan, bukan karena aku jelek, tapi gak mungkin aku yang agresif
deketin cowok. Maka aku sampai putus asah, karena belum ada dapat cowok
yang akan jadi pacarku. Dan sungguh ini buatku makin malu pada diri
sendiri.
Hingga disuatu hari, siang itu aku sudah pulang dari sekolah,
sudah makan siang dan sudah beres-beres dikit pekerjaan rumah, dan
tinggal nyantai mempercantik diriku yang memang manis dan imut. Aku
kecarian sama yang namanya sisir. Kucari dikamarku gak ada, kucari-cari
dimana-mana juga gak nemukan. Akhirnya kucari dikamar mama (mamaku kerja
dari pagi sampai malam sebagai bisnis berlian). Disana kutemukan sisir
mamaku yang memang punya alat-alat lengkap untuk merias diri. Dan
sungguh ada sesuatu dalam kamar mamaku yang membuat aku sama sekali gak
bisa mikir jernih, aku seperti terhipnotis, dan jantungku detaknya gak
menentu. Saat itu kulihat papaku sedang tidur diranjangnya (papaku 39
tahun kerjanya gak menentu, tapi punya rumah kontrakan 5 pintu
dibelakang rumah kami). Kulihat papa sedang tidur diranjang dengan hanya
memakai celana dalamnya saja yang berwarna hitam. Aku langsung keluar
kamar karena malu dan takut kalo nanti papa terbangun dan melihatku ada
dikamarnya. Baru saja aku akan sisiran dalam kamarku, tapi bayangan
papaku yang sedang tidur dalam kamarnya teringat jelas dibenakku, dan
sangat mengganggu pikiranku. Aku malah merasa jantungku makin berdetak
kuat gak nentu. Dan kuakui pikiranku jadi jorok, jadi teringat cerita
temanku tentang sex. Mungkin karena setan telah merasuki pikiranku dan
rasa penasaran yang telah lama aku pendam, maka aku beranikan diri untuk
masuk lagi kekamar papa. Langkahku pelan agar tidak didengarnya, dan
saat aku sudah dipintu kamarnya, aku sempat berhenti, karena perasaan
cemas takut kalo dia terbangun dari tidurnya. Hampir kuurungkan niatku
waktu itu, tapi karena penasaran yang terpendam selama ini, maka aku
melangkah mendekati papa keranjangnya, ruangan kamar papa tidak gelap
juga tidak gitu terang kali. Dari jarak 1 meter ketubuh papa, aku
berhenti melangkah, aku masih berdiri memandangnya, aku perhatikan
matanya benar-benar tidur pulas. Aku pandangi tubuh papaku, "gagah"
batinku. Lalu rasa penasaran semakin, waktu kupandang celana dalamnya,
yang membuatku melangkah mendekatinya. Aku duduk pelan disampingnya
membelakangi wajahnya, dan mataku selalu memandang arah paha dan celana
dalamnya, yang saat itu kulihat agak mengembung. Tapi perasaan takut
selalu mengingatkanku saat itu. Gimana kalau ketahuan papa kalo aku ada
duduk disampingnya.
Sebelum tanganku memegang celana dalamnya, aku melihat kearah
wajahnya untuk mastikan kalau papa gak bangun dari tidurnya. Pelan
sekali kesentuh celana dalamnya. Karena rasa ingin tauku yang begitu
menggebu, kubuka celana dalam papaku dengan sangat berhati-hati sekali,
aku takut sekali kalo sampai ketahuan papa. Dengan jari tangan kananku,
aku berhasil turunkan cd papa walaupun cuma sedikit, dan ternyata tidak
ada tanda-tanda kalau papa terbangun. Dan kutarik lebih bawah lagi cd
nya hingga nampak semua benda terlarang papa, dan aku memang terkejut,
rasa ingin tauku terjawab sudah, dan aku bukan gadis kuper lagi (karena
sudah melihat sendiri alat sex laki-laki meski punya papaku sendiri).
Karena teringat cerita teman-temanku tentang sex, rasa penasaranku
semakin. Aku kalo bisa jujur, saat itu benar-benar sadar akan apa yang
aku lihat, aku merasa suka dengan melihat alat kemaluan papaku. Mungkin
inilah cara orang terangsang, cara teman-temanku menikmati pacaran dan
sex. Dengan rasa takut dan hati-hati, aku pegang seperti menggenggam
kemaluan papa yang bagiku pertama kali melihat dan menyentuh kemaluan
laki-laki. Aku tau kalo saat itu kemaluan papa belum menegang, tapi aku
juga tau ukurannya sangat gede. Aku suka melihatnya, jujur aku suka.
Karena aku sudah merasa nafsu dengan apa yang kupegang, maka aku mencium
kemaluan papa yang dinamakan penis itu. Sebagai gadis usia 14 tahun
mengakui kalau aku benar-benar suka melihatnya, melihat bentuknya, dan
aku terangsang, apalagi aku sudah lama membayangkan seperti ini.
Sambil menggenggam penis papa, kuciumin bagian atas penisnya. Ada
perasaan sayang dan suka aku menyentuhnya. Kuperhatikan bentuknya,
bulu-bulu lebatnya yang tumbuh disekeliling pangkal penisnya yang
ukurannya sangat gede. Walau perasaan takut dan cemas selalu
mengawasiku, tapi tidak menghentikan rasa penasaranku untuk terus
menyentuhnya. Tidak puas dengan hanya menciuminya...aku malah makin
nafsu melihatnya, dan gak tau darimana datang rasa ingin mengemutnya.
Aku beranikan diri, aku masukkan kemulutku penis papa, walau hanya
bagian kepalanya saja yang bisa aku emut, namun sudah cukup membuatku
untuk menikmatinya. Aku benar-benar sudah gak kontrol diri, aku juga
heran kenapa ada rasa suka...dan kenapa nafsuku timbul sampai aku mau
mengemut penis papa yang lagi tertidur nyenyak. Apakah karena badan
papaku gagah...apa karena aku sudah lihat penisya...sungguh sampai
sekarang aku masih belum bisa nemukan jawabannya. Dan diwaktu aku lagi
asik emut-emut penis papa, aku perhatikan dan rasakan...kok kayaknya
penisnya makin memanjang, makin membesar ukurannya, juga makin keras
menegak. Dan melihat itu aku malah semakin nafsu dan sangat suka. Lalu
karena kulihat mata papa masih tetap tertidur, aku lanjautkan emut-emut
bagian kepala pensinya, karena hanya bagian kepala penisnya aja yang
bisa kuemut, ukurannya sangat gede.
Kira-kira 2 menit disaat penis papa yang sudah menegang sangat
besar itu aku emut-umut, aku merasakan seperti ada tangan yang
membelai-belai kepalaku dan juga rambutku. Aku tersadar...sangat
terkejut, takut dan sangat malu. Aku tau kalo yang belai-belai kepalaku
itu adalah tangan kekar papaku sendiri. "gawat...papa sudah bangun..."
jerit batinku dalam hati. Langsung aku bergerak cepat, kuhentikan
mengemut penis papa...cd nya aku naikkan lagi menutup penisnya dengan
sangat cepat. Dan aku langsung berlari keluar kamar meninggalkan papa
diranjangnya, tanpa berani melihat kearah wajah papaku. Karena aku
sangat yakin kalo papaku sudah terbangun saat itu (terbukti dia telah
belai-belai kepalaku ). Aku masuk kamarku dan langsung menutup pintu
kamarku. Aku terduduk ditempat tidurku dengan perasaan cemas dan takut,
bercampur dengan rasa malu juga. Aku mengira kalo papaku bakalan datengi
aku kekamarku, tapi setelah kutunggu sekitar 5 menit...tidak ada
tanda-tanda kalo papa akan datang kekamarku, aku merasa lega dan rasa
takutku mulai hilang. Setelah aku merasa semuanya aman, dibenakku masih
teringat akan penis papa, masih teringat aku sempat menyentuh dan
mengemutnya. Semakin aku membayangkannya, semakin datang pula rasa
penasaranku untuk ingin melakukannya lagi. Aku masih merasa terangsang,
dan masih saja tidak bisa lupa dengan yang barusan aku lakukan. Setan
mungkin telah menguasa pikiranku...mendorong hasratku sebagai gadis
belia berusia 14 tahun kurang 2 bulan. Dan saat itu juga aku beranikan
diri untuk mengintip papa dikamarnya, aku berharap sekali papaku kembali
tidur pulas, agar bisa kuteruskan rasa penasaranku. Dan sesampai
dipintu kamarnya, kubuka dikit pintu dan kuintip papa, ternyata dugaanku
benar...papa sudah tidur lagi. Aku masuk mendekati papa dengan langkah
sangat pelan dan hati-hati sekali. Belum sampai ditepi ranjang papa,
langkahku terhenti dan aku merasa heran, aku merasa ada yang beda. Aku
lihat papa sudah bugil tanpa cd'nya yang berwarna hitam yang dipakainya
tadi. Dan kulihat kebawah...ternyata cd papa sudah ada diatas lantai.
Dan herannya papaku tidurnya aku lihat pulas, tapi kok, napa penisnya
menegang sangat tegak keatas, ukurannya sangat besar dengan warnanya
agak mengkilat kehitaman. Nafsu sungguh tak bisa kubendung saat
memandang penisnya yang sudah menegang didepanku. Dan karena aku yakin
kalo papaku memang benar-benar tidur, maka aku mendekat, dan duduk
dipinggir ranjangnya tapi kakiku masih terjuntai kelantai (posisiku
membelakangi wajah papa dan menghadap kepenisnya).
Lalu kucoba pegang tangan kiri papa yang dekat sekali kepahaku,
kugoyang-goyang tanganya...dan kulihat tidak ada tanda-tanda kalo papaku
terbangun, "aman" batinku. Langsung kupegang penisnya yang sedang
menegak itu, kubelai lalu kubuat gerakan tanganku seperti naik turun
saat menggenggam penisnya. Bahkan jari-jari tanganku gak bisa nyatu
menggenggamnya...penis papaku sungguh gede, panjang dan besar. Sangat
kusuka melihatnya "mungkin semua laki-laki dewasa pasti penisnya gede
seperti ini" ucapku dalam hati saat memegangnya. Aku masukkan lagi
kemulutku dan aku emut-emut makin nafsu. Aku senang sekali emut penis
papa, karena kupikir ini kesempatan untukku, mumpung papa lagi tidur.
Sambil terus aku emutin kepala penisnya aku lihat juga sekali-sekali
kewajahnya, takut kalo papa terbangun lagi. Dan ternyata papa tidak
terbangun dan dia juga tidak ada belai-belai kepalaku, itu buat aku
sangat yakin kalo papa bobok sangat pulas. Selain emut-emut penisnya,
aku juga jilatin bagian pelirnya yang banyak bulu disekitarnya. Kadang
wajahku kubenamkan disekitar kemaluan dan pelirnya. Aku juga cium perut
papa, cium dadanya yang bidang, yang ditumbuhi bulu tapi gak banyak
bulunya didada. Wajah papaku gak cakep tapi gak jelek, tapi tubuhnya
bagus...tinggi besar. Dan papaku sangat pemarah.
Setelah hampir 10 menit aku emut-emut penis papaku, aku merasa
mulutku mulai pegal dan capek. Tapi rasa puas dan nafsuku masih terus
ingin. Tiba-tiba aku teringat cerita mbak Inun dan mbak Riska, tentang
cerita mereka pernah sex. Karena teringat cerita mereka, aku buka
bajuku, buka semua sampai aku bugil. Lalu aku naik pelan-pelan keatas
ranjang papa, dan aku tidur disebelah papa (posisiku agak ketengah
diranjang papa disebelah kanannya). Jantungku berdetak cepat, sampai aku
keringat dingin karena aku gak tau apa yang mau aku lakukan. Dan saat
itu entah dari mana aku bisa punya ide, aku balikkan badan papa
pelan-pelan sampai badannya menindihku. Sungguh aku gak merasa kesulitan
balikkan badan papaku yang besar samapi bisa menindihku. Dan aku juga
terus perhatikan mata papaku, dan kulihat matanya tertutup tidur pulas.
Saat badan papa sudah ada diatas tubuhku...sudah menindihku, aku jadi
merasa takut sendiri, aku takut kalo dia terbangun pasti aku gak bisa
lari lagi karena sudah ditindih oleh badannya. Saat itu aku berharap
dalam hati semoga papa tidak terbangun, dan semoga kali ini aku berhasil
ngobati rasa penasaranku. Aku gak mau jadi gadis yang kuper yang gak
pernah rasakan sex, seperti temanku bilang saat mengejekku. Lalu dengan
rasa hati-hati sekali bercampur takut dan cemas, kucoba pegang penis
tegang papa dan kuletakkan diatas vaginaku. Dan saat itu kurasakan,
tiba-tiba kedua paha dan kaki papa bergerak seperti melebarkan kedua
belah pahaku. aku sempat terkejut dan takut, tapi karena kulihat matanya
masih juga tertutup tidur, aku jadi merasa aman walau tetap aja ada
rasa cemas. Dan saat selangkanganku sudah terbuka lebar, dan kakiku
seperti melingkari pinggul papa. Kedua tangan papa saat itu berada
disebalah kedua wajahku. Aku jadi benar-benar takut, aku takut untuk
melanjutkannya, tapi kini badan papa sudah diatasku, dan aku harus
lanjutkan "toh papa juga gak tau, kan papa sedang tertidur" batinku saat
itu menghibur rasa takutku. Lalu kupegang lagi penis papa, dan
kurasakan sangat keras sekali, lalu kuarahkan kepala penisnya kemulut
vaginaku, lalu kulepaskan dari tanganku. Dan saat kulepaskan dari
tanganku aku merasa kalo penis papa seperti menekan kemulut vaginaku,
aku lihat badannya tidak bergerak dan matanya juga masih bobok, tapi
penisnya seperti makin menusuk menekan mencoba masuk kelobang vaginaku.
Tusukannya pelan tapi tekanannya sangat kuat. Aku merasa takut, lalu
kupegang kedua pinggul papa. Dan kurasakan makin lama tekanannya terus
dan mulai menusuk masuk sedikit-sedikit. Walau agak lama penis papa
masuk sedikit-sedikit, tapi tekannanya terus dan gak berhenti. Hingga
kira-kira hampir 3 menit, aku hampir menjerit menahan sakit, saat
kurasakan penis papa menekan kuat, menusuk masuk kedalam vaginaku.
Mungkin seluruh bagian kepala penisnya sudah tertanam semua dalam
vaginaku.
Yang aku rasakan perih bukan main, sepertinya vaginaku sobek
karena tusukan penis gede papa. Aku menahan vaginaku agar penisnya tidak
bisa menerobos lebih dalam lagi, sakit sekali dan terasa perih. Dan
saat itu kurasakan tekanan penis papa seperti berhenti tidak menusuk
lagi. Tapi setelah lebih dari 2 menit aku merasakan kalo penis papa
mulai menekan lagi, mulai menusuk, dan tekanannya kali ini lebih kuat,
dan pinggul papa juga seperti bergerak menekan. Aku makin kewalahan dan
semakin takut, karena saat itu juga penis papa mulai masuk lebih dalam,
dan terus menekan kuat hingga makin masuk lebih dalam. Dan aku ingat
saat itu kalo vaginaku seperti sobek berdarah, padahal penis papa belum
ada masuk setengah kedalam vaginaku. Karena aku merasa sakit sekali
diselangkanganku, perih sekali dan aku tidak tahan, bahkan airmataku
sampai keluar, aku menangis menahan sakit, tapi aku gak bearani
bersuara, aku takut kalo aku bersuara bisa buat papa terbangun dan
bakalan ketahuan sama papa. Beberapa menit kurasakan tidak ada tekanan
dari penis papa, tapi karena perih yg tak tertahankan, kucoba mendorong
tubuh papa keatas dengan kedua tanganku agar penisnya tercabut dari
vaginaku. Tubuh papa bukannya makin terdorong...semakin kudorong
tubuhnya sekuat tenaga keatas, tapi semakin sperti ada tekanan pada
penisnya kevaginaku, kudorong lagi sekuat tenaga supaya penisnya
tercabut, tapi malah kurasakan penisnya makin menekan masuk kevaginaku
dan semakin perih kurasa seperti makin sobek vaginaku. Akhirnya aku
lemas kehabisan tenaga, sementara airmataku terus mengalir menahan
sakit. Lalu dengan sisah tenaga yang ada kucoba sekali lagi sekuat
tenagaku mendorong badannya keatas...tapi hasilnya bukannya malah
tercabut penisnya...yang kurasakan penisnya malah seperti makin menekan
masuk. Aku takut sekali saat itu karena sungguh gak tahan menahan perih.
Tenagaku habis dan penisnya sudah masuk setengah mungkin kedalam
vaginaku. Aku gak bisa mendorong badannya lagi, dan sempat juga aku
berniat mau bangunkan papa supaya dia cabut penisnya dari vaginaku, tapi
karena aku takut ketahuan dan gak mau malu, maka aku hanya bisa
mengeluarkan airmata dan pasrah.
Dan semenit kemudian...tiba2 aku merasa kalo badan papa mulai
bergerak-gerak sendiri, pinggulanya bergerak naik turun. Dan karena
tubuhnya kurasakan penisnya juga ikut bergerak sepereti keluar masuk
dalam vainaku. Aku benar-benar tersiksa karena gerakannya membuat
vaginaku ditusuk-tusuk penis papa yang sangat gede itu. Rasanya mau mati
nahan sakit hingga badanku kaku dibuatnya. Aku menjerit dalam hati
karena gak berani mengeluarkan suara, takut ketahuan sama papa. Saat itu
aku ingin sekali bangunkan papa, aku mau bilang supaya penisnya dicabut
dari vaginaku, tapi aku tetap saja takut membangunkannya, tetap saja
aku gak berani. Badan papa tetap bergerak naik turun dan aku hanya bisa
pasrah menahan sakit dengan linangan airmata yang tiada hentinya. Aku
benar-benar kapok sekarang, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain
merasakan vaginaku ditekan-tekan kuat menusuk oleh penis papa yang
sangat gede. Semakin lama gerakannya semakin kuat...semakin lama
gerakannya juga semakin cepat dan semakin membuatku serasa mau mati
menahan perih. Karena tidak sanggup menahan perih dan aku juga seperti
megap sampai sulit bernapas, akhirnya aku gak sadarkan diri. Saat itu
tidak tau apa lagi yang terjadi. Dan diwaktu aku terbangun dan sadar,
aku lihat tubuh papa masih ada diatas menindihku, dan gerakan tubuh
besar papa saat itu sangat kuat sekali menekan-nekan vaginaku, begitu
juga napas papa aku dengar sangat kasar mendesah, semenatara matanya
masih bobok aku lihat dan badannya penush dengan keringat. Aku tersiksa
lagi menahankan sakit yang sangat perih, karena penis papa sudah masuk
menekan-nekan sampai dalam vaginaku. Ingin menjerit gak berani...ingin
berteriak juga gak berani...ingin bangunkan papa juga aku gak berani.
Hingga gak lama kemudian tiba2 papa bergerak badannya sangat cepat dan
kuat dan tiba-tiba badannya menyentakkan kuat penisnya menakan
kevaginaku, dan saat itu badannya kaku diatas tubuhku, lalu kurasakan
kalo didalam vaginaku sperti ada semburan cairan dari penis papa. Dan
setelah badan papa tidak bergerak lagi, dan napas juga sudah tidak
mendesah kuat lagi, hanya keringatnya yang semakin membasahi tubuhnya.
Penderitaanku berakhir saat badan papa tidak lagi bergerak, dan
penisnya juga tidal lagi menusuk-nusuk vaginaku. Semenit kemudian aku
mencoba membalikkan badan papa, kucoba mendorong dengan sisah tenagaku
yang ada. Sungguh aku gak menyangka, walau tenagaku gak kuat lagi tapi
aku mampu mendorong badan papaku yang besar dan berat itu. Aku berhasil
balikkan badannya dan pensinya pun tercabut dari vaginaku. Aku juga
sempat heran...kenapa kali ini aku berhasil mendorong badannya, dan
sepertinya badan papa ringan sekali kudorong. Tapi aku gak mau berpikir
panjang, yang penting aku sudah lepas dari tindihan badannya. Lalu aku
mencoba bangun untuk meninggalkan papa diranjangnya, "aaagh.." aku
terpekik menjerit pelan saat kurasakan perih diselangkanganku. Aku
merasa perih saat akan melangkah, sakit sekali diselangkanganku. Sampai
dikamarku aku melihat dibahagian pahaku ada tetesan darah dari vaginaku
sudah hampir mengering. Setelah kubersihkan sisa-sisa darah perawanku
sisekitar vagina dan pahaku, maka aku pun tertidur karena lelah dan
sakit.
Setelah kejadian itu keesokan harinya aku masih tetap merasa
sakit diselangkanganku. Dan pada hari itu aku tidak masuk sekolah karena
badanku agak demam, dan kurasakan badanku juga lemas. Pagi hari jam 9
papa dan mama bertanya padaku kenapa aku tidak sekolah...aku mengatakan
kalo aku agak demam. Dan papa juga memberi obat demam padaku dan
menyarankan aku supaya istirahat aja dirumah. Saat itu aku takut juga
kalo seandainya papa tahu apa yang telah kulakukan padanya kemaren, dan
syukurlah dia tidak tau karena aku melakukannya dia saat dia tidur. Dan
seperti biasa mama berangkat bekerja tiap jam 9 pagi dan akan pulang jam
10 atau jam 11 malam. Kuakui hubungan papa dan mama sudah hampir 2
tahun agak renggang kurang harmonis, karena menurut mama...papaku suka
selingkuh dan suka kasar sama mama. Semenjak itu mama jadi kurang
perhatian pada keluarga dan banyak habiskan waktu diluar bersama ibu-ibu
yang lain bisnis berlian. Mama juga sering seminggu tidak pulang karena
harus keluar kota untuk urusan bisnisnya, tapi beliau selalu melebihkan
uang jajanku dan selalu belikan apa yang kuminta. Kalo mama berangkat
bekerja...papa juga biasanya pergi keluar rumah entah kemana dan
terkadang sampai malam juga baru pulang. Dan jarang sekali ada dirumah
diwaktu siang hari. Dan disiang itu waktu (jam 1) aku baru saja selesai
makan siang (keluargaku bayar bulanan untuk rantangan makan siang dan
makan malam), dan aku terkejut sekali lihat papa pulang. Dia sempat
menanyakan kesehatanku sebelum dia berlalu masuk kedalam kamarnya.
Setelah itu aku melangkah keruang tamu dan kuhidupkan tv, sebenarnya aku
mau tidur dikamarku tapi takut nanti papa keluar rumah tidak ada yang
kunci pintu, maka kutunggu sampai papa keluar kamarnya san pergi keluar
rumah (karena biasanya papaku jarang dirumah siang dan sore hari, kalo
pun datang...hanya sebentar lalu pergi lagi dan memintaku untuk kunci
rumah dari dalam).
Setelah kutunggu selma 15 menit, tapi tidak ada tanda-tanda kalo
papa akan pergi keluar rumah lagi, dan papa juga belum keluar dari
kamarnya. Sambil nonton TV aku bertanya dalam hati, napa papa gak keluar
ya...biasanya papa siang hari tidak pernah berada dirumah. Lalu karena
penasaran aku coba melihat kekamarnya, dan kulihat pintu kamar tertutup
tapi tidak rapat dan masih bisa melihat jelas dari luar. Aku dorong
dikit pintunya dan kulirik kedalam...nampak sedikit kaki papaku sedang
tidur diatas ranjangnya. Lalu kututup pintu kamarnya dan aku melangkah
keruang tamu dan kumatikan Televisi, lalu aku berjalan kekamarku. Sampai
dikamarku aku masih bertanya-tanya dalam hati...kok papa sekarang rajin
tidur siang ya...semalam dan hari ini dia tidur siang. Seumur-umur baru
semalam itu dia aku lihat tidur siang, kenapa hari ini juga tidur
siang...biasanya malam dia baru pulang kerumah. Tapi siang itu aku tetap
saja mengurung diri dalam kamarku, aku gak keluar rumah ataupun menemui
teman-temanku, karena aku juga masih merasa lemah. Aku tidak bisa tidur
tapi tetap merebah sambil membayangkan apa yang telah kulakukan pada
papaku semalam itu. Setengah jam kemudian aku seperti mendengar suara
dari Televisi yang ada diruang tamu. Padahal aku ingat kalo televisi
sudah aku matikan sebelum aku masuk kamar tadi. Aku mau tau siapa yang
menyalakan televisi dan aku keluar kamar menuju raung tamu. Disana aku
jumpai papa sedang tidur dengan pakai sarung diatas karpet diruang tamu
dan matanya masih terbuka menonton tv. Papa tau aku datang dan bertanya
padaku "belum tidur juga ya..." lalu kujawab "sudah tadi pa...tapi
kupikir aku lupa matikan tv makanya aku terbangun dan mau matikan tv,
rupanya papa yang hidupkan"
"iya papa juga tadi mau tidur siang dikamar papa, tapi gak bisa tidur
juga, papa kepanasan, jadi papa mau tidur disini aja" ucap papa sambil
matanya mulai dipejamkannya, tapi televisi dibiarkannya tetap hidup.
"ya uda kalo papa mau tidur...aku juga mau tidur pa...ngantuk.." aku
berlalu meninggalkan papa, tapi tiba-tiba papa berkata padaku
"nisyah...nanti matikan tv nya ya kalo papa sudah tidur...jangan
sekarang matikannya, nanti saja kalo papa sudah tidur...gak lama kok 5
atau 10 menit papa sudah tidur kok", "iya pa...nanti nisyah matikan..",
jawabku sambil berjalan menuju kamarku.
Setelah 10 menit aku keruang tamu lagi hendak mematikan tv
seperti yang diperintahpan papaku padaku. Sesampainya disana aku sangat
terkejut sekali, kulihat papaku sudah tertidur tapi sarungnya sudah
terbuka dibawah kakinya, dan saat itu penis papaku tampak membesar
menegang. Aku melihat mata papaku benar-benar tidur, dan segera
kumatikan tv, tapi tetap saja mataku melihat tubuh bugil papaku, aku
kembali seperti terangsang melihat penis papa. Ingin kembali
kumenyentuhnya, karena aku begitu suka melihatnya dan penis papaku yang
gede itu membuat nafsuku kembali menggebu. Aku masih berdiri didekatnya,
menatap penisnya, dan kulihat matanya tertutup tidur. Mungkin sarung
papa gak sengaja terbuka kebawah karena tendangan kakinya diwaktu tidur,
dan papa tidak menyadarinya. Aku masih bisa menahan nafsu waktu itu,
karena aku masih merasa sakit diselangkanganku. Sebenarnya aku ingin
sekali menyentuh penis papaku lagi, apalagi dia tidak tau saat itu, dia
sudah tidur nyenyak, bahkan dia tidak tau kalo aku sudah matikan
televisi. Kutahan nafsuku yang menggebu, aku gak berani menyentuhnya,
walau aku tau sebenarnya aku ada kesempatan menyentuhnya lagi, karena
papaku sedang tertidur, tapi aku takut dan gak mau menahan sakit lagi.
Aku benar-benar jerah dan kapok, aku benar-benar gak sanggup menahan
sakit. Maka kutinggalkan papa diruang tamu dan aku masuk kamar ku lagi.
Siang itu rasanya aku benar-benar berperang melawan nafsuku, aku tetap
berkeras gak akan sentuh penis papa lagi, aku benar-benar kapok semalam
dibuatnya, aku gak bisa bayangkan rasa sakit yang kuderita sewaktu
penisnya kumasukkan dalam vaginaku. Dan disiang itu untuk kedua kalinya
aku melihat penis gede papaku, tapi aku berhasil melawan nafsuku karena
takut membayangkan rasa perih yang sangat perih. Akhirnya setelah 1 jam
kemudian, kudengar papa terbangun, dan dari dalam kamar aku bisa
mendengar kalo papa berada dikamar mandi sedang mandi. Dan akhirnya papa
pamit padaku untuk keluar rumah.
Namun ke-esokannya yaitu hari ke-3, saat aku pulang sekolah dan
baru saja tiba dirumah, aku menemukan papa sedang menonton TV diruang
tamu seorang diri. Papa meyapaku sebelum aku sempat berlalu kekamarku.
"waah anak papa sudah pulang ya...",
"hehehe...iya pa...kok papa tumben ada dirumah...biasanya sampai malam
baru pulang", ucapku menggeledek papa sambil berlalu meninggalkannya
diruang tamu. Setelah ganti pakaian aku langsung menuju dapur untuk
ambil makan siang. "papa sudah makan belum?, makan bareng yuk pa...",
"papa sudah makan tadi, Nisyah makan sendiri aja ya...".
Selesai makan aku langsung masuk kamar dan tidak keluar lagi. Namun 10
menit kemudian dari dalam kamarku, aku seperti tidak mendengar suara
televisi lagi. Karena mau tau apakah emang benar televisi sudah
dimatikan, aku bergerak keruang tamu dan aku takut papa pergi tanpa
menutup pintu depan. Ternyata papa tidak ada disana...dan pintu depan
juga tertutup. Maka kucari kekamar papa, karena rasanya gak mungkin kalo
papa tidur siang lagi, aku tau kalo papaku itu makhluk paling jarang
tidur siang. Lalu aku kekamar papa dan langsung masuk, karena pintu
kamarnya terbuka hampir setengah. Astaga...ternyata papa ada didalam dan
sedang tertidur, dan...aku lihat papa tidurnya tanpa sehelai pakaian
membalut tubuhnya, aku terdiam kaget melihat papa tidur dalam keadaan
bugil. Takut papa tau kalo aku ada dalam kamarnya aku langsung bergerak
keluar kamar papa dan kembali kekamarku. Saat berada dalam kamarku,
nafsuku benar-benar diuji, aku sungguh gak bisa melupakan apa yang aku
lihat barusan. Tubuh bugil papa seakan lengket dalam benakku, tubuh
gagahnya, penisnya, serta bulu-bulu yang banyak tumbuh dibagian-bagian
tertentu badannya. Hatiku bertanya...mengapa papa tidur bugil, dan
mengapa dalam 2 hari ini kalo tidur penis papa selalu dalam keadaan
sudah membesar dan menegang...padahal hari pertama aku memergoki papa
sedang tertidur dia pakai cd, dan penisnya juga tidak menegang, tapi
napa 2 hari ini selalu dalam keadaan menegang...?. Saat itu aku hanya
berpikir, kalo papa mungkin saja kepanasan atau sudah terbiasa bugil
dari dulu kalo sedang tidur, mugkin aku tidak mengetahuinya selama ini.
Dan akhirnya karena tidak tahan melawan nafsu, aku kembali lagi kekamar
papa karena pengen melihat penis papa lagi. aku benar-benar sudah tidak
bisa menguasai nafsuku, aku benar-benar sudah suka melihat penis gede
papaku, yang bagiku adalah sesuatu yang unuk sesuatu yang asing tapi
punya daya tarik yang sangat besar, hingga membuatku ingin selalu
melihatnya, lagi...dan lagi...aku terpesona dan kagum.
Ketika sudah berada dalam kamar papa, aku melangkah pelan-pelan
mendekatinya, dan aku duduk disebelahnya dengan mataku seakan tak ingin
berkedip melihat benda papa yang telah membuatku kagum padanya.
Jantungku berderak gak menentu saat aku melihat penis papa dari dekat,
entahlah mengapa aku sangat menyukainya aku juga tidak tau, aku sangat
tertarik untuk menyentuhnya. Maka kucoba pegang paha kiri papa dengan
kedua tanganku, lalu kugoyang-goyang ingin tau apakah dia terbangun.
Ternyata papa tidak bangun saat kugoyang-goyang pahanya dan aku tau kalo
dia tidurnya pulas. Aku semakin berani dan leluasa untuk berbuat sepuas
hatiku untuk mempermainkan penis papa. Kutelan airludahku saat tanganku
telah menggenggam penis papa yang sudah menegang sangat gede itu. Dan
tanpa menunggu lama aku langsung menciumnya dan jga memasukkannya
kedalam mulutku. Aku benar-benar seprti gadis belia yang sudah sangat
menyukai penis laki-laki, emutanku sengaja kubuat nyedot kuat-kuat, aku
sangat menikmatinya dan aku berusaha buat penis papa masuk sedalam
mungkin dalam mulutku, namun hanya bisa masuk bagian kepalanya aja,
penis papa terlalau gede buat mulutku. Seluruh batang penis papa
kujilatin sampai batangnya basah semua karena air ludahku saat
menjilatinya. Sekali-sekali kuperhatikan kearah wajah papa, aku melihat
mata papa dan menurutku papa benar-benar tidur dan sama sekali tidak tau
apa yang telah kuperbuat. "oh papa...maafkan aku telah melakukan ini
tanpa sepengetahuanmu...maafkan aku papa" jeritku dalam hati. Dan
mulutku benar-benar menikmati penis papa, aku telah menyukai penis papa
dan aku terangsang, aku bernafsu melihat penis gede papa. Lama sekali
aku mengemut penis papa, tapi rasa puas belum juga aku dapatkan. Hingga
15 menit aku mengulumnya, aku merasa kalo mulutku sudah mulai pegal,
leherku juga sudah mulai terasa capek karena terus-terusan mengulum
penis gede papa. Aku sangat bernafsu sekali apa lagi mata papa kulihat
tetap tidur, dan tangan papa juga tidak ada membelai rambutku. Maka aku
sangat yakin kalo papa benar-benar tidak tau dan tidak menyadari apa
yang sedang aku lakukan. Karena merasa belum puas dengan mengulumnya
saja, aku membuka seluruh pakaianku dan aku bugil dihadapan papaku yang
sedang tidur pulas.
Lalu aku naik keranjang papa dengan gerakan yang kusengaja sangat
pelan berhati-hati sekali, agar jangan sampai membuat papa terbangun
dari tidurnya. Aku tidur lagi disebelah papa dan mulai meneruskan
rencanaku selanjuntnya. Ketika akan kubalikkan tubuh kekar papa supaya
menindihku, aku hampir saja mengurungkan niatku, aku teringat kalo aku
merasa gak sanggup kalo penis papa sampai masuk kedalam vagiaku. Namun
karena nafsuku sudah benar-benar gak bisa dikendalikan lagi, kucoba
balikkan badan besar papa dengan sangat hati-hati sekali, dan aku merasa
tidak menemukan kesulitan saat membalikkan badan papa, aku merasa kalo
badan besar papa seperti ringan...gampang sekali aku membalikkan
badannya hingga dia menindihku. Segera kupegang penis keras papa yang
gede dan kutuntun kebagian vaginaku. Saat kepala penis papa sudah aku
letakkan tepat dimulut vaginaku, maka langsung kutarik tanganku dan
kulepas penisnya dari peganganku. Kuperhatikan mata papa bobok, dan aku
merasa kalo badan papa sangat berat berada diatasku. Namun beberapa
detik kemudian...kembali kurasakan kalo kedua paha papa bergerak, dan
kedua pahanya sperti melebarkan kedua belahan pahaku. Karena kaki papaku
besar dan berat maka belahan pahaku langsung ngikut terbuka lebar,
tetapi mata papa tetap aku perhatikan tutup. Setelah selangkangan pahaku
terbuka lebar, seketika itu juga kurasakan kalo penis papa seperti
menekan kevaginaku. Aku heran...badan papaku tidak bergerak sama sekali
dan mataya juga aku lihat sedang tidur, tapi napa penisnya terus
menekan. Aku takut seakali, aku langsung teringat kalo gak tahan menahan
perihn nantinya. Kucoba pasrahkan diriku walau tetap saja ada perasaan
takut dalam hatiku menanti penisnya masuk dalam vaginaku. Penis papa
semakin menekan...sedikit demi sedikit kuarasakan kalo penis papa mulai
masuk sendiri kedalam vagina kecilku yang masih belum ditumbuhi bulu
sedikitpun. Aku hampir merintih menjerit sakit saat penis gede papa
semakin menekan lebih dalam dan sudah masuk seluruh bagian kepala
penisnya. Karena tak tahan menahan perih maka kucoba mendorong tubuhnya
keatas agar penis papa tercabut dari vaginaku, tapi semakin kudorong
keatas badan papa...kurasakan penisnya semakin menekan menusuk kedalam,
kudorong lagi sekuat tenaga tapi tetap saja tidak bisa dan malahan penis
papa semakin masuk menekan kedalam. Aku gak habis pikir...tubuh papa
seperti tidak ada bergerak tapi mengapa bisa menekan masuk kedalam
vaginaku. Hingga akhirnya aku kegabisan tenaga dan tidak mampu untuk
mendorong badannya lagi, kurasakan tekanan penis papa semakin dalam, dan
penisnya sampai masuk setengah dari panjang batang penisnya. Aku
menangis tapi tidak berani bersuara, mau menjerit juga takut ketahuan,
mau bangunkan papa agar penisnya dicabut dari vaginaku juga gak berani,
takut ketahuan dan gak mau menanggung malu.
Dan aku kembali merasakan kalo vaginaku seperti koyak karena
ditembus penis gede papa, hingga menembus sampai setengah dari batang
penisnya. Aku kembali merasa seperti mau mati nahankan sakitnya. Saat
begitu aku merasa menyesal, merasa kapok karena tidak dapat lagi berbuat
apa-apa selain pasrah menahan sakit dan perih. Setelah kira-kira 1
menit setelah penisnya tidak lagi menekan masuk, tiba-tiba badan papa
bergerak sendiri lagi, sama sperti waktu kejadian pertama, matanya tutup
tapi badan tegapnya bergerak naik turun dan saat itu kurasakan kalo
penis papa juga ikut keluar masuk menekan-nekan dan menusuk vagina
kecilku. Aku sangat kesakitan sampai tubuhku kaku menahan perih, aku
berusaha supaya penis papa tidak masuk terlalu dalam, aku mnjepitnya
dengan vaginaku, tapi sungguh tiada artinya, karena penis gede papa
sangat keras dan terus menekan menusuk-nusuk berusaha masuk lebih dalam
lagi. Makin lama gerakan badan papa semakin cepat dan semakin kuat-kuat,
dan itu sungguh menyiksaku yang hanya mampu mengeluarkan air mata tanpa
berani bersuara sedikitpun. Saat-saat seperti ini aku hanya berharap
semoga cepat berakhir...aku sungguh gak tahan. Gerakan badan papa makin
lama makin sangat kuat menusuk, dan semakin lama semakin dalam masuk
kevagina kecilku, semakin membuatku megap susah bernapas. "papaaa
ampuuuun...uuuuughh...uuuugh..." jeritku sangat kuat dalam hati, karena
aku gak berani bersuara takut bapak terbangun. Napas papa terasa
kedengaran kasar dan gerakannya kadang yentak sampai masuk dalam, tapi
matanya tetap aja tidur aku lihat.
"ampuuuuun paaaa...aduuuuu...aaaaagh...uuuuuggh..." aku selalu menjerit
dalam hati karena menahan perih. Ingin sekali cepat berakhir, tapi aku
sungguh gak pernah tau kapan itu berakhir, aku hanya menunggu badan papa
sampai tidak bergerak sendiri lagi, karena untuk membangunkannya aku
gak mungkin, pasti ketahuan nantinya. Aku perhatikan seluruh badan papa
penuh dengan keringat, dan napas nya juga sangat kasar dan matanya tetap
saja tidur (karena itu emang kuharapkan, aku gak mau dia sampai
terbangun dan akhirnya ketahuan). Sampai lebih 25 menit, akhirnya
kurasakan tiba-tiba badan papa bergerak sangat cepat dan
menyentak-nyentak sangat kuat sehingga penisnya menyentak kuat-kuat
menusuk sampai kandas-kandas kedalam vaginaku, dan aku megap gak bisa
bernapas bahkan hampir pingsan. Lalu kudengar desahan panjang dari mulut
papa saat sentakan terakhir tubuh besarnya dan penisnya tertanam kandas
dalam vaginaku, lalu kurasakan sperti ada cairan hangat yang
disemprotkan dari penis papa dalam vaginaku. Dan aku tidak tau
mengapa...tiba-tiba badan papa tidak bergerak lagi tapi tetap diatas
tubuhku dan penisnya juga masih berada dalam vaginaku. Kalo sudah
begitu, rasanya sungguh aku sudah terbebas dari penderitaan yang amat
menyiksaku menahan perih selama hampir 1/2 jam. Rasanya tenagaku habis
dan tubuhku sangat lemah dan ikut basah akibat keringat papa yang terus
mengalir bercucuran siang itu dalam kamarnya.
Dua menit kemudian aku mencoba membalikan badan papa agar tidak
menindihku lagi, dan sungguh memang tidak sulit seperti penisnya menekan
vaginaku (waktu penisnya seperti menekan vaginaku, aku gak mampu untuk
mendorong badannya agar penisnya tercabut dari vaginaku ), tapi saat ini
aku gampang sekali mendorong badan besarnya dan membalikkannya
sehingga penisnya juga ikut tercabut dalam vaginaku. Aku masih
membiarkan badanku tidur telentang sebentar saja sambil menunggu
tenagaku pulih kembali. Lalu setelah bebarapa menit aku bangkit
meninggalkan papa sendiri dalam kamarnya. Setelah aku membersihkan
tubuhku aku kembali tidur dikamarku karena aku lemah sekali dan
selangkanganku juga terasa perih. Dan 1/2 jam setelah itu aku dengar
dari kamarku kalo papa bangun dan pergi mandi kekamar mandi, gak lama
setelah selesai mandi papa pergi keluar rumah dan akan pulang sampai
malam nanti. Kejadian ini sungguh tidak diketahui papa, dan hanya aku
sendiri yang tau dan karena aku sendiri yang lakukannya disaat papa
tidur. Aku telah berhasil menjadi wanita yang sesungguhnya seperti yang
teman-temanku bilang...perempuan itu belum bisa dibilang perempuan yang
sesungguhnya kalo belum pernah rasakan sex. Dan aku bukan lagi menjadi
gadis kuper seperti yang selalu mereka ucapkan padaku saat mereka pernah
permalukan aku. Aku sudah rasakan sex walaupun aku tersuksa
melakukannya, walaupun aku merasa seperti ada yang dirobek-robek dalam
vaginaku.
Aku sempat merasa ragu dan curiga pada papaku...karena setelah
kejadian pertama, kedua dan ketiga...papaku jadi semakin sering tidur
siang, bahkan setelah kejadian itu papa setiap hari berada dirumah siang
hari dan selalu tidur siang dikamarnya, dan kalo tidur juga selalu
dalam keadaan bugil. Namun aku tidak menemukan tanda-tada kalo papa
sadar atau terbangun dari tidurnya, karena aku selalu lihat matanya
bobok, dan saat aku mengulum penisnya juga dia gak pernah lagi
belai-belai kepalaku. Itulah yang buat aku yakin kalo papa memang
benar-benar gak tau dan memang dalam keadaan gak sadar melakukannya.
Hingga akhirnya aku semakin hari semakin menyukai penis gede papaku
sendiri, dan setiap kali papa tidur siang aku merasa seperti ada yang
menyuruhku untuk masuk kekamarnya, seolah-olah aku ingin selalu melihat
papa tidur bugil, selalu membayangkan penis gede nya yang berwarna gelap
itu, dan mengapa juga aku bisa sangat menyukainya, sangat mengaguminya,
seakan-akan benda terlarang milik papaku itu seperti punya daya tarik
yang hebat untukku. Setelah hari yang ke-4, ke 5, ke 6 dan seterusnya
hingga sebulan aku terus masuk kamar papa, dan selalu intip dia bobok,
dan selalu kutemukan papa bobok dalam keadaan bugil dan dalam keadaan
penisnya sudah sangat besar sekali menegang dan panjang, dan itu sangat
membuatku nafsu sekali melihatnya ingin segera menyentuh dan
mengulumnya. Mulanya niatku hanya ingin melihat tubuh bugil papa disaat
tidur, dan hanya ingin mempemainkan penis gede nya dalam mulutku, dan
ternyta kalo aku sudah mengulum penisnya dan mempermainkan penisnya
dalam mulutku, aku selalu merasa tidak puas dan akhirnya aku bugil
sampai tidur disebelahnya dan membalikkan badannya pelan-pelan sampai
menindihku. Jujur aku katakan...kalo badan papaku sudah berada diatasku
dan kalo penisnya sudah menekan bahkan sampai badannya gerak-gerak
sendiri, itu sangat membuatku tersiksa menahan sakit dan aku sangat
menyesal selalu kalo badan papa sudah berada diatasku dan menekan
penisnya kedalam vaginaku.
Yang buat aku gak abis pikir adalah...napa kalo lihat papa tidak
sedang bobok aku sama sekali tida ada rasa nafsu ataupun suka melihat
dia. Aku merasa tidak tertarik sedikitpun dan itu emang kuakui, karena
aku hanya tertarik dan bernafsu kalo aku lihat papa sedang bobok bugil,
aku bernafsu kalo sudah lihat penis papa, dan selalu begitu kejadiannya.
Setelah sebulan terus melakukan itu disaat papa bobok, aku pernah sakit
dan gak sekolah 2 hari, badanku terasa lemah sekali, sehingga hanya
istirahat dalam kamar. Tapi karena aku lelah dan badanku lemah, aku
tidak masuk kamar papa dan tidak melihat papa lagi tidur siang
dikamarnya. Hingga sore harinya aku dengar langganan rantangan makam
malam kami aku dengar datang, dan aku segera bukakan pintu dan menerima
rantangan nya dari bi Inah. Setelah itu aku bersih-bersih diri dan
makan. Lalu aku nonton televisi diruang tamu. Tiba-tiba papa keluar dari
kamarnya hanya pakai sarung telanjang dada, dan papa juga bawa bantal
aku lhat. Papa sempat bilang kalo dia lagi gak enak badan dan mau
istirahat aja dirumah, dan aku diminta jangan kemana-mana suruh dirumah
aja sama papa. Papa tidur diruang tempat nonton tv, saat itu jam 5 sore
kalo gak salah. Kata papa dia mau tidur disitu aja sambil nonton tv biar
cepat tertidur katanya, karena dikamar katanya susah mejamkan mata.
Papa memintaku untuk tetap menyalakan tv agar dia cepat tertidur, dan
aku terus nonton tv sambil duduk disofa sebelah kanan papa. Lima menit
kemudian kulihat papa seperti gelisah dan suara napasnya keluar seperti
orang yang sedang tidur pulas...aku gak nyangka kalo papa bisa cepat
tertidur kalo tv dinyalakan. Dan saat papa sudah tertidur nyenyak,
badannya mutar kekanan dan balik kekiri karena gelisah, dan saat dia
balik kekiri aku lihat sarungnya terlepas tertendang kaki kanannya,
sehingga sarungnya saat itu aku lihat sudah turun sampai kebawah
betisnya. Dan saat itu juga langsug terpampang keluar penis papaku yang
aku lihat sudah dalam keadaan menegang sangat besar tegak memanjang.
Sungguh aku tidak bisa melihatnya, jantungku berdetak cepat lagi, dan
ntah napa aku jadi nafsu dan ingin sekali meyentuhnya. Padahal dari
siang hari aku sudah niatkan untuk tidak masuk kamar papa agar tidak
melihat penisnya, karena pada hari itu aku sangat lemah sampai aku tidak
masuk sekolah. Saat melihat nya sudah dalam keadaan bugil, dan penisnya
juga seperti sudah menantiku untuk dipemainkan mulutku, aku sempat
bilang pada hati kecilku untuk melawan gejolak nafsuku "tidak
Nisyah...tidak, jangan lihat dan jangan sentuh...jangan
nisyah...tinggalkan saja dan masuk kekamar mu..", batinku menolak untuk
tidak melihat da menyentuhnya, tapi nafsu sangat menggebu-gebu dan aku
benar-benar tidak mampu melawan nafsuku sore itu. Aku terlanjur
melihatnya dan tidak mungkin rasanya untuk tidak menyentuh (mungkin kalo
tidak lihat tubuh bugil papa dan penisnya, aku gak akan terangsang dan
nafsu). Dan akhirnya aku lakukan lagi diruang tengah rumah kami itu
tanpa sepengetahuan papaku karena dia dalam keadaan tidur. Aku lakukan
sore itu mempermainkan penisnya dalam mulutku sampai sepuasku, dan
niatku hanya sampai sebatas mengulum pensinya aja, tidak usah sampai
dimasukin kevaginaku, tapi nafsuku tetap saja merasa tidak puas hingga
akhirnya nafsuku memaksaku untuk bugil dan membalikkan badan papaku
sampai menindihku. Dan aku sungguh tidak pernah bisa menguasai nafsuku
apabila sudah mengulum penis gede papa. Dan sore itu aku hampir pingsan
karena penis papa menusuk menyentak-nyentak...dan lama sekali badannya
tidak bergerak lagi, mungkin hampir 1/2 jam sampai badan papa penuh
dengan keringat. Dan yang aku herankan...walaupun selama sebulan itu aku
tiap hari melakukannya pada papa disaat dia tertidur, tapi aku tetap
saja merasa kalo vaginaku seperti dikoyak penisnya.
Dua bulan, tiga bulan hingga setahun aku tetap melakukan ini pada
papaku disaat dia sedang tertidur, dan dia tidak pernah mengetahauinya
sampai hari ini. "maafkan aku papa...maafkan aku telah melakukan dosa
padamu, telah berdosa karena kelemahan yang kumiliki...", aku tak ingin
sampai papa tahu semua ini, dan kalo itu sampai terjadi mungkin jalan
satu-satunya yang harus aku tempuh adalah akan pergi jauh dari papa dan
mama. Karena aku gak mau menanggung malu karena telah memanfaatkan papa
disaat dia tidur. Sesungguhnya aku tidak pernah menyesali apa yang telah
aku lakukan, hanya gak mengerti sampai saat ini...apakah ada kelainan
pada diriku?, apakah yang kulakukan ini wajar?. Sungguh ini membuatku
bingung dan hampir prustasi. Dan mengapa juga aku tidak pernah hamil,
apakah karena papa melakukannya disaat tidur...aku sangat tidak ingin
kalo aku sampai hamil, dan semoga itu tidak akan pernah terjadi. Hingga
aku berumur 16 tahun aku masih tetap melakukan itu dan seperti tidak
bisa berhenti melakukannya.
Dengan beberapa orang dewasa yang aku percaya aku pernah curhat,
dan mereka beri jawaban yang berbeda-beda tiap kali kubertanya. Ada yang
bilang aku punya kelainan sex karena hanya suka pada lelaki yang sedang
tertidur, dan ada juga yang bilang kalo aku korban sex, ada juga yang
bilang kalo papaku selama ini telah mengetahuinya dan selalu
melakukannya dalam keadaan sadar. Semuanya sungguh membingungkanku.
Hingga akhirnya disuatu hari aku sudah duduk dibangku SMU, aku pernah
curhat dengan tetangga yang kuanggap bisa jaga rahasia. Dia adalah orang
yang termasuk pintar mengobati penyakit, dan banyak orang yang sudah
berobat padanya merasa puas karena terlepas dari penyakitnya. Dia adalah
pak Joko (nama samaran ) umur 43 tahun. Memintaku datang kerumahnya
hari selasa malam setelah aku curhat padanya 2 hari sebelumnya, menurut
beliau aku ada kelainan dan masih bisa disembuhkan. Yang saat itu aku
sangat mempercayai beliau. Dan saking percayanya dan sangat ingin sembuh
dari kelainan yang dia katakan pada diriku, hingga akhirnya aku
menuruti semua perkataannya. Malam itu aku diobati dirumahnya tapi
dengan mengikuti segala persyaratan yang sudah dia buat tetunya. Malam
itu dalam ruang tertutup dan hanya kami berdua didalamnya, dia memintaku
untuk melakukan teraphi dengan cara melakukan hubungan sex. Dia bilang
dia ingin tau dan ingin lihat apakah aku bisa melakukannya dengan orang
yang tidak sedang tidur. Dan ternyata malam itu, aku sama sekali tidak
punya nafsu untuk melakukannya, aku tidak tertarik sama sekali. Maka
pak Joko mengobati dengan cara dia sedang tertidur, dia bilang hanya
dengan begitu bisa mengobatiku. Malam itu dia tertidur setelah 5 menit
baca-baca mantra yang aku tidak tau samasekali apa yang dia ucapkan. Dia
memintaku menunggu setelah 5 menit dia pejamkan mata, dan saat itu dia
tertidur didepanku diatas tempat tidur dalam ruangan dirumahnya sendiri.
Dia tidur hanya dengan memakai sarung tanpa celana dalam. Setelah
kupastikan dia tertidur dalam 5 menit, maka aku melakukan seperti yang
aku lakukan pada papaku. Aku lakukan tanpa dia mengetahuinya, tapi dia
bilang dia mengetahuinya dalam mimpi tidurnya. Dan semakin lama aku
semakin ragu padanya, aku merasa sia-sia dan tidak ada perubahan pada
diriku. Setelah selama sebulan melakukan teraphi seperti itu tiap malam,
akhirnya aku gak mau lagi diminta datang kerumahnya tiap malam. Aku
sadar kalo diriku sepertinya gak bisa sembuh dibuatnya, dan malah
penderitaan yang kurasa karena harus melakukan itu padanya tiap malam,
walaupun dia sedang tertidur.
Semua yang kulakukan ini tidak pernah kuceritakan pada
teman-temanku, dan aku selalu menyimpan rahasia ini dari teman-temanku.
Sekarang terserah orang mau bilang apa tentang diriku, yang pasti aku
melakukannya bukan karena haus sex, aku hanya tidak bisa kalo lihat
papaku sedang tertidur dalam keadaan bugil. Dan aku juga inginkan
kesembuhan pada diriku, dan aku samasekali tidak mengharapkan hal sperti
ini dalam hidupku, walau aku tau sukar bagiku untuk terlepas dari
kelainan ini. aku juga tau semua kita yang hidup pasti punya masa
lalu...dan semoga pengalaman buruk ini bisa menjadi pelajaran bagi gadis
yang masih remaja, yang merasa dirinya kurang pergaulan seperti diriku.
Silahkan tinggalkan saran dan koment anda...yang mungkin punya
pengalaman untuk buat solusinya...karena hingga saa ini aku masih tetap
melakukannya pada papaku dan dia juga tidak pernah tau sampai saat
ini...
Kamis, 07 Agustus 2014
BUDAK BIRAHI BAPAK KOST
Sejak aku melakukan hubungan sexual
yang pertama kali dengan Oom Pram, bapak kostku, aku tidak yakin apakah
selaput daraku sobek atau tidak. Karena pada saat itu aku tidak
merasakan sakit dan tidak mengeluarkan darah. Yang jelas sejak saat itu
sex menjadi kebutuhan biologisku. Repotnya aku tidak dapat memenuhi
kebutuhan biologisku ini kepada pacarku yang sebangku kuliah, dia sangat
alim dan selalu membatasi diri dalam berpacaran.
Akhirnya aku semakin terjerat dengan bapak kostku yang mempunyai perbedaan umur 25 tahun (dia berumur 46 tahun). Kami melakukan selalu pada siang hari, yaitu pada saat istrinya sedang berada di kantor, dan semua teman kostku sedang kuliah. Sudah enam bulan berlalu, tanpa satu orang pun yang tahu, hanya barangkali pembantu rumah tangga yang mencium sesuatu diantara kami berdua.
Oom Pram pandai memainkan sandiwara dalam pergaulan sehari-hari di rumah. Dia memperlakukanku secara wajar, dihadapan rekan kostku yang lain maupun dihadapan istrinya. Jika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), aku hampir selalu memuaskan hasratku. Dan untuk keamanan, aku selalu mempunyai stock kondom di lemariku yang selalu terkunci (walaupun pembelian kondom ini selalu menjadi masalah tersendiri bagiku, karena aku masih malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut).
Nani (bukan nama sebenarnya) adalah teman karibku yang tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, karena sejak kami lulus sarjana 15 tahun yang lalu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan mudah mudahan membaca cerita ini sekaligus sebagai nostalgia bersama.
Pada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti biasanya tanpa ketuk pintu dia langsung masuk ke kamar. Ketika itu aku terbangun dari tidurku. Nani langsung mencopot sepatu dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan t-shirt yang ketat. Dia memang tampak sexy dengan pakaian itu, buah dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yang cantik, aku yakin banyak pria yang menyukainya.
Dia tiba-tiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yang kupakai, aku terkesiap ketika mataku melirik barang yang baru diambilnya. Jantungku hampir copot rasanya.
“Lin, ini punya siapa..?” matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan.
Aku tidak dapat menjawab, aku masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yang ujungnya masih berisi cairan putih.
Memang ini kecerobohanku, biasanya sehabis melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini aku ketiduran sehingga lupa mengamankan benda berharga itu.
“Dengan pacarmu..?”
Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, “Oom Pram..” jawabku pendek.
“Oh.., hebat sekali kamu, ceritain dong, aku pikir kamu alim, sungguh mati aku nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter. Kamu curang, aku selalu jujur dan cerita apa adanya sama kamu. Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku.” Nani terus menerocos sambil merebahkan tubuhnya di sampingku.
“Sudah berapa kali kamu sama Oom Pram..?”
Aku memaklumi protes dan rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sex-nya dengan pacarnya sedetil-detilnya, dari ukuran penis sampai posisi pada saat melakukannya. Sedangkan aku sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, karena kulakukan justru tidak dengan pacarku tetapi dengan laki-laki yang seumur dengan pamanku.
Sejak saat itulah aku mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit dan tanpa darah, bagaimana Oom Pram mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran. Dan kuceritakan pula bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya di atas ranjang, bahkan beberapa kali aku mengalami orgasme lebih dari satu kali. Pernah suatu kali aku ceritakan pengalaman yang tidak kulupakan hingga sekarang (kini aku sudah mempunyai dua orang anak yang sudah besar-besar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku dan Oom Pram bercinta di atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis.
Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan aku dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang. Dan hubungan intim kami akhiri dengan rintihan panjangku di pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai kini pun aku selalu mengkhayalkannya dan mengimpikannya.
Hingga suatu saat Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang pada awalnya usulannya masih bersifat gurauan, tetapi akhir-akhir ini ia semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau ia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku. Aku butuh waktu seminggu untuk menimbangnya, aku belum rela untuk berbagi cinta dengan kawanku ini, tetapi lama-lama aku tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana kalau kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku pun menyetujuinya.
Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Oom Pram tidak keberatan dengan gagasan ini. Dan dipilihnya waktu yang paling tepat, yaitu ketika istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yang telah disepakati adalah di kamar tidurnya bukan di kamarku. Kamarnya ada di rumah induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan untuk indekost.
Sekitar jam sembilan malam, ketika teman kost lain sudah masuk kamar masing-masing. Aku pun masuk ke kamar Oom Pram tanpa satu orang pun yang melihat. Oom Pram yang sudah menunggu sambil nonton TV di kamar menyambutku dengan dekapan dan ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yang luas, indah dan mengagumkan, kamar yang tidak kalah dengan sweet room di hotel berbintang lima. Inilah pertama kali aku melihat kamarnya, diam-diam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yang begitu indah dan mengagumkan.
Tidak berapa lama kemudian Nani datang menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing dia ke arah Oom Pram. Oom Pram memeluk Nani dan mencium pipinya. Kecanggungan dicairkan oleh Oom Pram dengan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Pram maupun Nani masih sungkan untuk melakukannya, maka aku pun berinisiatif untuk memulainya.
Kubimbing Oom Pram ke tempat tidurnya yang sangat luas, kucumbu dan kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus cukup lama dan birahiku mulai naik ketika tangannya meremas dengan lembut buah dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku dan kutarik tangan Nani ke arah kami, dan ia segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Pram.
Walaupun birahiku sudah mulai bangkit, tetapi kugeser posisiku untuk memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Pram. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika buah dadanya yang sexy diremas-remas oleh Oom Pram. Tubuhnya menindih tubuh Oom Pram dengan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya untuk diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Pram, bahkan dari gerakan pinggulnya aku yakin Nani sedang menggesekkan selangkangannya di paha Oom Pram.
Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, ia menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan aku melepas pakaiannya, dan dalam sekejab dia sudah telanjang bulat, seperti diriku dia juga tidak mengenakan BH maupun CD. Tubuhnya memang indah dan aku selalu mengagumi tubuhnya itu, karena sebagai teman sekamar, aku sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya ada satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di balik rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat.
Oom Pram segera meraih kedua buah dadanya untuk mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati oleh Oom Pram. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Pram yang masih terbungkus piyama. Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi ketika mereka berdua sudah tanpa busana, dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang di tengah tempat tidur yang harum dan mewah. Oom Pram mempermainkan kelamin Nani dengan lidah dan bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok di kepala Oom Pram merintih-rintih keenakan sambil menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak.
Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras dan vaginaku sudah terasa basah. Kudekati penis Oom Pram yang tegak berdiri dengan kepala yang mengkilat, dikelilingi oleh otot yang kebiru-biruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam batang penisnya, kadang kukecup ujung penisnya. Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani memainkannya seperti yang disukainya. Aku tidak menelusuri otot batangnya dengan lidahku, tidak pula menyedot seperti menyedot es lilin ketika aku masih kanak-kanak. Karena aku sadar, bahwa perjalanan masih panjang. Kali ini dia akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haus-hausnya. Aku takut dia akan “selesai” sebelum waktunya.
Ketika Nani mengerang makin keras, dan gerak pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Pram segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani untuk rebah di sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya aku, sambil mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus punggungku. Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani ketika dari posisinya dia mejulurkan tangan untuk ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yang kurasakan. Bahkan ketika dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, aku malah merentangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Aku sama sekali tidak merasa risih, bahkan sebenarnya aku ingin dia melakukan lebih dari mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yang melakukannya. Tapi itu tidak dilakukannya.
Oom Pram bangkit dari posisi tidurnya, dari gerak dan sikapnya aku segera tahu bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yang bagi kami terasa sangat lama dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani sudah memintanya sejak tadi. Aku memberi kesempatan Nani untuk melakukannya terlebih dahulu, ia sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah dengan menampakkan semburat magma merah dari celahnya. Sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, buah dadanya yang padat pinggang yang ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Pram yang sudah berada di depannya siap melakukan tugasnya.
Oom Pram masih menjelajahi tubuh indah itu dengan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu. Aku lah yang tak sabar melihat adegan sejoli ini berlama-lama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kawah yang merah menyala. Nani sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kemaluan Oom Pram mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut. Jika sedang bercinta denganku, Oom Pram selalu memulai dengan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang klitoris, memutar dan menggoyangnya.
Demikian juga yang dilakukan kepada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesis-desis, disertai sapuan lidah di bibirnya sendiri. Lututnya terlihat bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan batang yang mempesona itu, tetapi selalu gagal. Aku tidak dapat menahan diri, tanganku kuremaskan ke buah dada Nina yang bergoncang lembut, bahkan lama-lama jari tanganku mengelus-elus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih.
“Oom.. masukkan yang dalam.., sampai habis..!” ia menghiba sambil tangannya menekan pantat Oom Pram.
Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Pram menancap makin dalam sampai ke pangkalnya.
Kulihat di depan mataku sepasang manusia sedang malakukan persetubuhan, sang wanita sambil mendekap pasangannya, mulutnya merintih dan mendesis. Sang lelaki dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Sesekali sang lelaki dengan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku. Aku mundur ketika Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Pram dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, “Aaahh..”
Detik-detik indah Nani telah lewat, beberapa saat Oom Pram masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya pada saat yang sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku sangat terangsang penuh birahi, tapi aku masih harus besabar beberapa menit untuk memberi kesempatan Oom Pram mengambil nafas. Walaupun aku tahu pasti bahwa dia belum berejakulasi.
Aku segera turun dari tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hati-hati penisnya yang basah kuyup oleh lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu di kemaluannya. Beda dengan Nani yang tidak menyukai memakai alat itu, dia lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya.
Kulihat Oom Pram sambil telentang memperhatikan apa yang sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat ketika penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yang puncak itu, aku merasakan tidak perlu lagi pemanasan, aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kamaluan kami sudah berhadapan nyaris menyentuh. Aku masih sempat bermain di luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.
Kukerutkan otot-otot di dalam vagina untuk mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku dari bawah dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini adalah posisi favoritku (hingga kini). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu.
Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya di dalam vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok-nyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam vaginaku berkedut makin dalam. Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan meikmati kedutan yang merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku tidak ingin permainan cepat selesai, baru lima belas menit kami bersetubuh, biasanya aku tahan lama sekali. Mungkin karena aku menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.
Aku masih menumpuk di atas tubuh Oom Pram, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yang masih menjalar rasa nikmat.
“Oom.., enak sekali. Aku pengen lama. Lamaa sekali..!” kucium pipinya dan kudekap tubuhnya.
Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, “Aaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..”
Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di dalam tubuhku.
Wajahku berhadapan dengan wajah Nani yang sejak tadi menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosok-gosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya. Menit berikutnya Oom Pram sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah dihadapanku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di samping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang kenikmatanku.
Kulipat kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa Oom Pram akan segera mengaduk-aduk isi kelaminku dengan alatnya itu. Aku sudah siap untuk dipuasinya, dan aku pun siap untuk memberikan peyananku. Dia mulai menarik pelan-pelan penisnya, kuimbangi dengan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahh.., aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan dan kusedot habis kemaluannya, aku merintih tidak tahan, Oom Pram mendesis.
Aku dipompa dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat di seluruh kemaluanku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya. Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Pram mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam dengan kencang dan dalam, bersamaan dengan itu kedutan dahsat dalam lubang kemaluanku. Dia telah memancarkan spermanya.
Bersamaan dengan itu kulepas pula keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.
“Oom Pram.., oh..”
Aku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju klimaks dalam mansturbasinya. Malam yang indah yang sampai kini pun aku sering melamunkannya.
Akhirnya aku semakin terjerat dengan bapak kostku yang mempunyai perbedaan umur 25 tahun (dia berumur 46 tahun). Kami melakukan selalu pada siang hari, yaitu pada saat istrinya sedang berada di kantor, dan semua teman kostku sedang kuliah. Sudah enam bulan berlalu, tanpa satu orang pun yang tahu, hanya barangkali pembantu rumah tangga yang mencium sesuatu diantara kami berdua.
Oom Pram pandai memainkan sandiwara dalam pergaulan sehari-hari di rumah. Dia memperlakukanku secara wajar, dihadapan rekan kostku yang lain maupun dihadapan istrinya. Jika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), aku hampir selalu memuaskan hasratku. Dan untuk keamanan, aku selalu mempunyai stock kondom di lemariku yang selalu terkunci (walaupun pembelian kondom ini selalu menjadi masalah tersendiri bagiku, karena aku masih malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut).
Nani (bukan nama sebenarnya) adalah teman karibku yang tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, karena sejak kami lulus sarjana 15 tahun yang lalu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan mudah mudahan membaca cerita ini sekaligus sebagai nostalgia bersama.
Pada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti biasanya tanpa ketuk pintu dia langsung masuk ke kamar. Ketika itu aku terbangun dari tidurku. Nani langsung mencopot sepatu dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan t-shirt yang ketat. Dia memang tampak sexy dengan pakaian itu, buah dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yang cantik, aku yakin banyak pria yang menyukainya.
Dia tiba-tiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yang kupakai, aku terkesiap ketika mataku melirik barang yang baru diambilnya. Jantungku hampir copot rasanya.
“Lin, ini punya siapa..?” matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan.
Aku tidak dapat menjawab, aku masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yang ujungnya masih berisi cairan putih.
Memang ini kecerobohanku, biasanya sehabis melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini aku ketiduran sehingga lupa mengamankan benda berharga itu.
“Dengan pacarmu..?”
Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, “Oom Pram..” jawabku pendek.
“Oh.., hebat sekali kamu, ceritain dong, aku pikir kamu alim, sungguh mati aku nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter. Kamu curang, aku selalu jujur dan cerita apa adanya sama kamu. Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku.” Nani terus menerocos sambil merebahkan tubuhnya di sampingku.
“Sudah berapa kali kamu sama Oom Pram..?”
Aku memaklumi protes dan rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sex-nya dengan pacarnya sedetil-detilnya, dari ukuran penis sampai posisi pada saat melakukannya. Sedangkan aku sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, karena kulakukan justru tidak dengan pacarku tetapi dengan laki-laki yang seumur dengan pamanku.
Sejak saat itulah aku mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit dan tanpa darah, bagaimana Oom Pram mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran. Dan kuceritakan pula bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya di atas ranjang, bahkan beberapa kali aku mengalami orgasme lebih dari satu kali. Pernah suatu kali aku ceritakan pengalaman yang tidak kulupakan hingga sekarang (kini aku sudah mempunyai dua orang anak yang sudah besar-besar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku dan Oom Pram bercinta di atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis.
Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan aku dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang. Dan hubungan intim kami akhiri dengan rintihan panjangku di pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai kini pun aku selalu mengkhayalkannya dan mengimpikannya.
Hingga suatu saat Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang pada awalnya usulannya masih bersifat gurauan, tetapi akhir-akhir ini ia semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau ia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku. Aku butuh waktu seminggu untuk menimbangnya, aku belum rela untuk berbagi cinta dengan kawanku ini, tetapi lama-lama aku tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana kalau kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku pun menyetujuinya.
Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Oom Pram tidak keberatan dengan gagasan ini. Dan dipilihnya waktu yang paling tepat, yaitu ketika istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yang telah disepakati adalah di kamar tidurnya bukan di kamarku. Kamarnya ada di rumah induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan untuk indekost.
Sekitar jam sembilan malam, ketika teman kost lain sudah masuk kamar masing-masing. Aku pun masuk ke kamar Oom Pram tanpa satu orang pun yang melihat. Oom Pram yang sudah menunggu sambil nonton TV di kamar menyambutku dengan dekapan dan ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yang luas, indah dan mengagumkan, kamar yang tidak kalah dengan sweet room di hotel berbintang lima. Inilah pertama kali aku melihat kamarnya, diam-diam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yang begitu indah dan mengagumkan.
Tidak berapa lama kemudian Nani datang menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing dia ke arah Oom Pram. Oom Pram memeluk Nani dan mencium pipinya. Kecanggungan dicairkan oleh Oom Pram dengan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Pram maupun Nani masih sungkan untuk melakukannya, maka aku pun berinisiatif untuk memulainya.
Kubimbing Oom Pram ke tempat tidurnya yang sangat luas, kucumbu dan kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus cukup lama dan birahiku mulai naik ketika tangannya meremas dengan lembut buah dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku dan kutarik tangan Nani ke arah kami, dan ia segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Pram.
Walaupun birahiku sudah mulai bangkit, tetapi kugeser posisiku untuk memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Pram. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika buah dadanya yang sexy diremas-remas oleh Oom Pram. Tubuhnya menindih tubuh Oom Pram dengan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya untuk diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Pram, bahkan dari gerakan pinggulnya aku yakin Nani sedang menggesekkan selangkangannya di paha Oom Pram.
Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, ia menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan aku melepas pakaiannya, dan dalam sekejab dia sudah telanjang bulat, seperti diriku dia juga tidak mengenakan BH maupun CD. Tubuhnya memang indah dan aku selalu mengagumi tubuhnya itu, karena sebagai teman sekamar, aku sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya ada satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di balik rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat.
Oom Pram segera meraih kedua buah dadanya untuk mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati oleh Oom Pram. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Pram yang masih terbungkus piyama. Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi ketika mereka berdua sudah tanpa busana, dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang di tengah tempat tidur yang harum dan mewah. Oom Pram mempermainkan kelamin Nani dengan lidah dan bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok di kepala Oom Pram merintih-rintih keenakan sambil menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak.
Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras dan vaginaku sudah terasa basah. Kudekati penis Oom Pram yang tegak berdiri dengan kepala yang mengkilat, dikelilingi oleh otot yang kebiru-biruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam batang penisnya, kadang kukecup ujung penisnya. Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani memainkannya seperti yang disukainya. Aku tidak menelusuri otot batangnya dengan lidahku, tidak pula menyedot seperti menyedot es lilin ketika aku masih kanak-kanak. Karena aku sadar, bahwa perjalanan masih panjang. Kali ini dia akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haus-hausnya. Aku takut dia akan “selesai” sebelum waktunya.
Ketika Nani mengerang makin keras, dan gerak pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Pram segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani untuk rebah di sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya aku, sambil mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus punggungku. Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani ketika dari posisinya dia mejulurkan tangan untuk ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yang kurasakan. Bahkan ketika dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, aku malah merentangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Aku sama sekali tidak merasa risih, bahkan sebenarnya aku ingin dia melakukan lebih dari mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yang melakukannya. Tapi itu tidak dilakukannya.
Oom Pram bangkit dari posisi tidurnya, dari gerak dan sikapnya aku segera tahu bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yang bagi kami terasa sangat lama dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani sudah memintanya sejak tadi. Aku memberi kesempatan Nani untuk melakukannya terlebih dahulu, ia sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah dengan menampakkan semburat magma merah dari celahnya. Sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, buah dadanya yang padat pinggang yang ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Pram yang sudah berada di depannya siap melakukan tugasnya.
Oom Pram masih menjelajahi tubuh indah itu dengan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu. Aku lah yang tak sabar melihat adegan sejoli ini berlama-lama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kawah yang merah menyala. Nani sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kemaluan Oom Pram mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut. Jika sedang bercinta denganku, Oom Pram selalu memulai dengan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang klitoris, memutar dan menggoyangnya.
Demikian juga yang dilakukan kepada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesis-desis, disertai sapuan lidah di bibirnya sendiri. Lututnya terlihat bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan batang yang mempesona itu, tetapi selalu gagal. Aku tidak dapat menahan diri, tanganku kuremaskan ke buah dada Nina yang bergoncang lembut, bahkan lama-lama jari tanganku mengelus-elus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih.
“Oom.. masukkan yang dalam.., sampai habis..!” ia menghiba sambil tangannya menekan pantat Oom Pram.
Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Pram menancap makin dalam sampai ke pangkalnya.
Kulihat di depan mataku sepasang manusia sedang malakukan persetubuhan, sang wanita sambil mendekap pasangannya, mulutnya merintih dan mendesis. Sang lelaki dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Sesekali sang lelaki dengan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku. Aku mundur ketika Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Pram dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, “Aaahh..”
Detik-detik indah Nani telah lewat, beberapa saat Oom Pram masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya pada saat yang sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku sangat terangsang penuh birahi, tapi aku masih harus besabar beberapa menit untuk memberi kesempatan Oom Pram mengambil nafas. Walaupun aku tahu pasti bahwa dia belum berejakulasi.
Aku segera turun dari tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hati-hati penisnya yang basah kuyup oleh lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu di kemaluannya. Beda dengan Nani yang tidak menyukai memakai alat itu, dia lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya.
Kulihat Oom Pram sambil telentang memperhatikan apa yang sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat ketika penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yang puncak itu, aku merasakan tidak perlu lagi pemanasan, aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kamaluan kami sudah berhadapan nyaris menyentuh. Aku masih sempat bermain di luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.
Kukerutkan otot-otot di dalam vagina untuk mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku dari bawah dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini adalah posisi favoritku (hingga kini). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu.
Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya di dalam vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok-nyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam vaginaku berkedut makin dalam. Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan meikmati kedutan yang merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku tidak ingin permainan cepat selesai, baru lima belas menit kami bersetubuh, biasanya aku tahan lama sekali. Mungkin karena aku menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.
Aku masih menumpuk di atas tubuh Oom Pram, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yang masih menjalar rasa nikmat.
“Oom.., enak sekali. Aku pengen lama. Lamaa sekali..!” kucium pipinya dan kudekap tubuhnya.
Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, “Aaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..”
Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di dalam tubuhku.
Wajahku berhadapan dengan wajah Nani yang sejak tadi menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosok-gosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya. Menit berikutnya Oom Pram sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah dihadapanku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di samping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang kenikmatanku.
Kulipat kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa Oom Pram akan segera mengaduk-aduk isi kelaminku dengan alatnya itu. Aku sudah siap untuk dipuasinya, dan aku pun siap untuk memberikan peyananku. Dia mulai menarik pelan-pelan penisnya, kuimbangi dengan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahh.., aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan dan kusedot habis kemaluannya, aku merintih tidak tahan, Oom Pram mendesis.
Aku dipompa dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat di seluruh kemaluanku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya. Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Pram mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam dengan kencang dan dalam, bersamaan dengan itu kedutan dahsat dalam lubang kemaluanku. Dia telah memancarkan spermanya.
Bersamaan dengan itu kulepas pula keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.
“Oom Pram.., oh..”
Aku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju klimaks dalam mansturbasinya. Malam yang indah yang sampai kini pun aku sering melamunkannya.
RENTENIR YANG MENIKMATI TUBUH GADIS SMA
Nita 16 tahun
adalah seorang gadis SMA yg cantik , menarik , dan bisa dibilang sexy.
rambutnya yg sebahu menambah cantik penampilannya. menjelang usia 17
tahun , ia telah menjelma menjadi seorang wanita yg sangat menggairahkan
, bentuk pinggulnya dan buah dadanya yg lumayan besar , cukup membuat
lelalki normal manapun terpana.
( catatan saja , dia tampak lebih menggairahkan ketika memakai seragam putih abu-abu…..MY GOD!!!)
( catatan saja , dia tampak lebih menggairahkan ketika memakai seragam putih abu-abu…..MY GOD!!!)
nita tinggal
dengan ayahnya , ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu karena
kecelakaan mobil. sejak itu ayahnya lah yg mengurus nita , sebenarnya
ayah nita masih cukup pantas untuk menikah lagi , namun ia telah
berjanji untuk tidak menikah lagi , dan hal itulah yg membuat nita
bahagia dengan hidupnya yg sekarang.
sayangnya nita tidak tahu apa sebenarnya yg telah bergejolak dalam pikiran ayahnya.
sebagai lelaki normal tentu saja , Pak danar (ayah nita )tentu saja masih membutuhkan dan menginginkan dekapan hangat seorang wanita. Apalagi seiring nita yg bertambah dewasa , naluri kelaki lakian sang ayah terusik , tiap malam tanpa sepengetahuan nita , sang ayah sering memandangi nita yg tertidur lelap , memandangi lekuk tubuhnya dibalik baju tidur , memandangi paha mulus nita yg terlihat krn bajunya tersingkap.
namun untunglah sang ayah masih punya moral , ia tidak mau berbuat lebih , krn ia sadar bagaimanapun nita adalah anaknya. sebuah moralitas yg segera akan berubah.
sebagai lelaki normal tentu saja , Pak danar (ayah nita )tentu saja masih membutuhkan dan menginginkan dekapan hangat seorang wanita. Apalagi seiring nita yg bertambah dewasa , naluri kelaki lakian sang ayah terusik , tiap malam tanpa sepengetahuan nita , sang ayah sering memandangi nita yg tertidur lelap , memandangi lekuk tubuhnya dibalik baju tidur , memandangi paha mulus nita yg terlihat krn bajunya tersingkap.
namun untunglah sang ayah masih punya moral , ia tidak mau berbuat lebih , krn ia sadar bagaimanapun nita adalah anaknya. sebuah moralitas yg segera akan berubah.
siang itu , pak
danar sedang menerima dua orang tamu. johan dan omen. mereka berdua
datang untuk menagih hutang pak danar yg lama tidak dibayar, hutang yg
tersisa ketika pak danar harus membayar biaya rumah sakit istrinya yg
sangat mahal sebab ketika ibunya nita dibawa ke rumah sakit ia tak
langsung meninggal namun sempat koma untuk beberapa minggu.kesulitan
mencari uang akhirnya pak danar tak punya pilihan lain selain meminjam
uang pada johan.
johan sendiri terkenal sebagai seorang lintah darat yg kejam dan selalu didampingi tukang pukulnya omen.mereka tak segan segan menyiksa siapapun yang menunda nunda pembayaran hutangnya , mereka tak peduli alasan apapun yang diberikan , dan mereka juga tak peduli jika sebenarnya bunga hutang mereka sangat mencekik.
johan sendiri terkenal sebagai seorang lintah darat yg kejam dan selalu didampingi tukang pukulnya omen.mereka tak segan segan menyiksa siapapun yang menunda nunda pembayaran hutangnya , mereka tak peduli alasan apapun yang diberikan , dan mereka juga tak peduli jika sebenarnya bunga hutang mereka sangat mencekik.
“Tuan danar,
selama ini saya cukup bersabar terhadap anda , tapi tidak hari ini. anda
harus membayar semua hutang anda , total 30 juta.” kata johan
sebenarnya hutang pak danar hanyalah 10 juta namun seiring berjalannya waktu , bunganya terus berkembang hingga mencapai 30 juta , dan kini sebuah penyesalan mulai merayapai hati pak danar
sebenarnya hutang pak danar hanyalah 10 juta namun seiring berjalannya waktu , bunganya terus berkembang hingga mencapai 30 juta , dan kini sebuah penyesalan mulai merayapai hati pak danar
“tapi maaf pak johan , saya belum ada uang , bagaimana klo saya cicil misalnya , satu juta sebulan dan……”
” KAMU
GILA..!!” potong omen. ” dicicil …sampai kapan..? kiamat..? bayar
sekarang..atau..!!” ancam omen sambil memperlihatkan pistol yg terselip
di pinggang.
pak danar tercekat melihat pistol di inggang omen , dan ia sangat yakin orang ini tak akan segan segan menggunakannya
pak danar tercekat melihat pistol di inggang omen , dan ia sangat yakin orang ini tak akan segan segan menggunakannya
” tapi pak johan….saya….”
“TIDAK BISA..!!! bayar hari ini atau pakai barang kamu…atau rumah kamu….!!” potong johan lalu memberi isyarat pada omen.
omen sebagai kaki tangan setia johan sudah ratusan kali melakukan ini dan sangat paham apa yang menjadi tugasnya , dengan sigap ia mendekati pak danar yang ketakutan , omen lalu menarik kerah baju pria malang itu lalu melayangkan tinjunya pada wajah pak danar.
omen sebagai kaki tangan setia johan sudah ratusan kali melakukan ini dan sangat paham apa yang menjadi tugasnya , dengan sigap ia mendekati pak danar yang ketakutan , omen lalu menarik kerah baju pria malang itu lalu melayangkan tinjunya pada wajah pak danar.
pak danar limbung dan terjatuh di sofa , kepalanya berdenyut pusing , dari hidung dan mulutnya keluar darah segar
“bagaiman tuan danar…?? ” tanya johan dengan dingin
“tapi..tapi….”
belum sempat danar berbicara , omen telah menariknya kembali dan kini
bogem mentah melayang menghantam perutnya sehingga danar terjatuh
berlutut di lantai sambil memegang perut.
pak danar terus
mencoba untuk meminta kebijakksanaan johan , namun johan tak bergeming ,
sehingga pak danar putus asa dan tak tahu harus bagaimana lagi. Namun
takdir bicara lain, saat itu nita baru saja pulang sekolah . seperti
halnya laki laki lain , johan dan omen terpana melihat kecantikan nita ,
johan pun mengisyaratkan omen agar berhenti sejenak.
Nita sendiri
terkejut dan khawatir melihat kondisi ayahnya ,apalagi melihat kedua
tamunya yang dalam sekejap saja nita bisa menduga mereka bukan orang
baik baik.
“ayah..kenapa
ayah…ada apa..??” tanya nita sambil berusaha menghampiri ayahnya ,
tangan nita sempat ditangkap omen membuat gadis remaja itu meronta
mencoba melepaskan diri , gerakan tangan dari johan membuat omen
akhirnya melepaskan gadis itu
johan sejenak
terdiam mengamati dan memandangi nita yang cantik , apalagi ia kelihatan
begitu fresh dengan balutan seragam SMA nya , roknya yg agak pendek
sedikit memberi pemandangan sekilas dari paha putih nan mulus
” ada alternative buat membayar hutang anda pak danar..” johan seolah memberi sedikit harapan pada pak danar.
” apa itu..?”
” anakmu.?”
nita dan ayahnya sama sama terkejut bahkan gadis itu tak mampu berkata apa apa selain memandangi johan dengan penuh kebencian
“apa?” pak danar kaget .” jangan pak johan, tidak bisa..jangan dia..”
kata danar sambil memeluk anaknya erat
kata danar sambil memeluk anaknya erat
” ayolah danar , apa pilihan kamu..? kamu biarkan saya dan juga omen
sedikit bermain main dengan dengan anak kamu , hutang lunas”
sedikit bermain main dengan dengan anak kamu , hutang lunas”
“dasar kalian
semua bandit bandit tak bermoral..!!!!!” nita memaki dengan penuh amarah
dan hanya ditanggapi oleh johan dengan tertawa
“terserah kamu bilang apa gadis manis…..”
“tapi dia anak saya..saya tidak….”
” atau kamu pilih omen …?pikirkanlah , klo kamu mati ..apa jaminan klo saya tidak menyentuh anak kamu nantinya..?”
omen pun dengan dramatis mencabut pistol yang terselip di pinggangnya lalu mengarahkan ke kepala danar
pak danar dan nita sangat bingung dengan pilihan itu
nita jelas jelas tak sudi jika harus menjadi budak nafsu para penjahat ini , ia tak menyangka juga ayahnya bisa terjebak rentenir jahat macam johan ,namun memang tak ada pilihan lain , dengan hati yg hancur nita rela mengorbankan tubuhnya demi membayar hutang sang ayah , apalagi hutang ini krn harus membayar biaya rumah sakit. meski begitu ia masih sedikit berat hati untuk melakukan hal ini.
nita jelas jelas tak sudi jika harus menjadi budak nafsu para penjahat ini , ia tak menyangka juga ayahnya bisa terjebak rentenir jahat macam johan ,namun memang tak ada pilihan lain , dengan hati yg hancur nita rela mengorbankan tubuhnya demi membayar hutang sang ayah , apalagi hutang ini krn harus membayar biaya rumah sakit. meski begitu ia masih sedikit berat hati untuk melakukan hal ini.
johan tertawa penuh kemenangan dan menuruh nita untuk duduk disampingnya nita dan berkata,
“klo kamu nurut
, semua akan baik baik saja sayang…” tangan johan menelusup kebalik rok
seragam nita . johan meraba paha mulus nita ,semakin naik ke pangkal
paha , disentuhnya vagina nita dari luar celana dalamnya.
“jangan..tolong..jangan kesana…jangan….”
“he..he..he…tenang sayang, kamu akan merasakan lebih dari sekedar sentuhan”
“oh..tidak… jangan…”
hati nita memberontak namun ia sadar tak mungkin ia bisa lolos dari masalah ini, maka ia membiarkan tangan johan menjelajahi paha dan vaginanya.
tangan johan kini mulai bergerak ke atas , buah dada nita yang ranum kini jadi mainan yang mengasyikan untuknya , sementar nita hanya bisa merintih dan mengerang , knikmtan , rasa malu dan kemarahan bercampur aduk di dadanya.
ketika johan mulai melepaskan kancing seragamnya ,secara refleks nita mencegahnya dengan memegang tangan johan , namun ketika gadis itu melihat omen akan menyiksa ayahnya , ia pun kembali pasrah.
satu persatu kancing seragamnya dibuka , memperlihatkan bukit kembar yang sedari tadi membuat penasaran pria pria cabul itu , dengan tak sabar johan lalu merenggut bra yg menghalangi keindahan buah dad itu.
“oh..tidak… jangan…”
hati nita memberontak namun ia sadar tak mungkin ia bisa lolos dari masalah ini, maka ia membiarkan tangan johan menjelajahi paha dan vaginanya.
tangan johan kini mulai bergerak ke atas , buah dada nita yang ranum kini jadi mainan yang mengasyikan untuknya , sementar nita hanya bisa merintih dan mengerang , knikmtan , rasa malu dan kemarahan bercampur aduk di dadanya.
ketika johan mulai melepaskan kancing seragamnya ,secara refleks nita mencegahnya dengan memegang tangan johan , namun ketika gadis itu melihat omen akan menyiksa ayahnya , ia pun kembali pasrah.
satu persatu kancing seragamnya dibuka , memperlihatkan bukit kembar yang sedari tadi membuat penasaran pria pria cabul itu , dengan tak sabar johan lalu merenggut bra yg menghalangi keindahan buah dad itu.
“AWWWW!!!” NITA
TERpekik keakitan saat bra nya direnggut paksa , johan sendiri kemudian
larut dalam keasyikan meremas remas buah dada ranum tersebut sambil
menciumi leher jenjang nita
“berlutut , cepat.!!” perintah johan setelah puas bermain main dengan buah dada nita
“tidak mau..!!”
nita cukup paham dengan maksud perintah itu dan ia menolak dan sangat
enggan melakukan perintah yang menjijikan baginya
“ayoo..!!” johan mulai tak sabar dan mendorong nita , hingga berlutut di depannya.
nita mulai menangis ,ia tak menyangka akan mengalami hal yg menakutkan ini.
“ayo sayang, buka celana saya…”
” jangan , aku gak mau kayak gini…”
“ayo, jangan rewel ah..atau…”
johan tak
meneruskan kata katanya , namun nita dapat melihat , saat itu omen
sedang menodongkan pistol ke kepala ayahnya.nita benar benar tak punya
pilihan.
nita mulai
membuka dan menurunkan celana johan, begitu celana dalam johan
diturunkan , nita langsung disambut dengan penis johan yg memang sudah
tegang sedari tadi. ini kali pertama nita melihat penis seorang lelaki
secara langsung , ia memang seorang gadis baik , belum pernah ia
melakukan hal hal sex , bahkan berciuman pun belum , hal ternakal yang
pernah ia lakukan hanyalah menonton film bokep bersama teman temannya yg
semua perempuan dan tak lebih dari itu
” ayo , kocok kocok dengan tanganmu”
dengan patuh nita melakukan suruhan johan, genggaman tangan mungil nita ternyata memberi sensasi yang luar biasa pada renternir kejam ini , ia memejamkan mata menikmati dan meresapi kocokan tangan mungil gadis remaja bernama nita
dengan patuh nita melakukan suruhan johan, genggaman tangan mungil nita ternyata memberi sensasi yang luar biasa pada renternir kejam ini , ia memejamkan mata menikmati dan meresapi kocokan tangan mungil gadis remaja bernama nita
“sekarang , masukan ke mulutmu..” perintah johan kemudian
“apa..? jangan tolong..” nita merasa betapa menjijikannya hal tersebut
“eitts..nona manis, ingat kamu harus lakukan semua yg aku perintahkan!!”
nita memandang
nanar penis dalam genggamannya sebelum akhirnya dengan gerakan lambat
memasukan penis johan ke mulutnya , air mata mengalir di pipinya.
” ayo ,jilat dan hisap sayang , hisap seperti kamu makan permen loli.”
nita menjilat
dan menghisap penis johan dengan patuh , meski baru pertama kali
melakukan ,nita pernah melihatnya di film bokep dan berusaha mengingat
bagaimana cara mengulum penis.
siapapun akan melayang jika seroang gadis cantik menjilati penisnya apalagi jika yang menjilati adalah gadis remaja secantik nita.
setelah beberapa lama , johan merasakan penisnya akan menyembur , ia pun menahan kepala nita , sehingga nita terpaksa menelan sperma johan , rasa jijik dan nyaris tersedak membuat ia akhrinya terbatuk batuk.
sementara johan masih meresapi kenikmatan yg baru saja dirasakan untuk beberapa lama .
nita sendiri dengan masih berlutut di lantai , menangis sejadi jadinya , namun sayang mimpi buruk belum selesai.
sementara johan mengumpulkan tenaga , ia menuruh omen untuk bermain main dengan nita.
siapapun akan melayang jika seroang gadis cantik menjilati penisnya apalagi jika yang menjilati adalah gadis remaja secantik nita.
setelah beberapa lama , johan merasakan penisnya akan menyembur , ia pun menahan kepala nita , sehingga nita terpaksa menelan sperma johan , rasa jijik dan nyaris tersedak membuat ia akhrinya terbatuk batuk.
sementara johan masih meresapi kenikmatan yg baru saja dirasakan untuk beberapa lama .
nita sendiri dengan masih berlutut di lantai , menangis sejadi jadinya , namun sayang mimpi buruk belum selesai.
sementara johan mengumpulkan tenaga , ia menuruh omen untuk bermain main dengan nita.
omen menyuruh
nita untuk nungging di sofa, mungkin krn sudah pasrah nita tidak banyak
melawan , namun isak tangis masih terdengar.
omen kemudian menyingkap rok seragam nita dan menurunkan celana dalamnya , memperlihatkan bulatan pantat yag indah dan mulus , semuanya terpana tak terkecuali sang ayah , yg baru melihat pantat mulus anaknya , diam diam nafsu birahinya muncul juga, apalagi vagina nita dan sedikit bulu bulunya agak terlihat.
sewaktu nita sedang melakukan oral sex pada johan , omen iseng membuka dan melihat lihat isi tas sekolah nita , isinya ternyata standar isi tas sekolah perempuan , namun ketika ia menemukan body lotion di dalam tas itu , muncul sebuah ide nakal dalam otaknya
omen menggunakan body lotion yang ia temukan untuk membaluri pantat nita , sambil dielus , diremas, ia ratakan body lotion tsb , jarinya bermain main di lubang pantat nita.
omen kemudian menyingkap rok seragam nita dan menurunkan celana dalamnya , memperlihatkan bulatan pantat yag indah dan mulus , semuanya terpana tak terkecuali sang ayah , yg baru melihat pantat mulus anaknya , diam diam nafsu birahinya muncul juga, apalagi vagina nita dan sedikit bulu bulunya agak terlihat.
sewaktu nita sedang melakukan oral sex pada johan , omen iseng membuka dan melihat lihat isi tas sekolah nita , isinya ternyata standar isi tas sekolah perempuan , namun ketika ia menemukan body lotion di dalam tas itu , muncul sebuah ide nakal dalam otaknya
omen menggunakan body lotion yang ia temukan untuk membaluri pantat nita , sambil dielus , diremas, ia ratakan body lotion tsb , jarinya bermain main di lubang pantat nita.
” aduuhh..jangan…ahh..”
setelah
beberapa menit , omen membuka celananya , penisnya cukup besar dan nita
tak melihatnya jika ia melihat pastinya gadis itu akan menjerit
ketakutan.
nita hanya merasakan sebuah benda keras menyentuh pantatnya , dan belum sempat ia menyadari apa yang terjadi omen telah memaksakan penisnya untuk masuk ke dalam lubang pantat gadis malang itu
nita hanya merasakan sebuah benda keras menyentuh pantatnya , dan belum sempat ia menyadari apa yang terjadi omen telah memaksakan penisnya untuk masuk ke dalam lubang pantat gadis malang itu
“aaaaaaauuu…SAkiitt……..keluarin…tolong..ke luarin..” nita menjerit keras begitu penis omen mnerobos masuk.
namun omen tak
peduli , ia terus mendorong masuk penisnya ,membuat jeritan nita makin
keras. untungnya atau sialnya tak ada yang mendengar jeritan nita.
omen terus saja menyodok lubang pantat nita sambil kini tangannya meremas remas buah dada nita dengan kasar
jerit dan tangis kesakitan dari nita malah semakin menambah semangat preman itu
setelah bebrapa lama tersiksa, akhirnya omen selesai juga , nita merasa sedikit lega, meski ia merasakan sakit yg luar biasa.
dengan masih tertelungkup nita menangis sejadi jadinya , ia menangis karena rasa sakit dan juga menangis karena harga dirinya hancur , smentara pak danar memandang tak berdaya anaknya yg tersiksa , sebuah rasa bersalah muncul saat sejenak birahinya ikut naik ketika nita mengalami pelecehan seksual didepannya.
omen terus saja menyodok lubang pantat nita sambil kini tangannya meremas remas buah dada nita dengan kasar
jerit dan tangis kesakitan dari nita malah semakin menambah semangat preman itu
setelah bebrapa lama tersiksa, akhirnya omen selesai juga , nita merasa sedikit lega, meski ia merasakan sakit yg luar biasa.
dengan masih tertelungkup nita menangis sejadi jadinya , ia menangis karena rasa sakit dan juga menangis karena harga dirinya hancur , smentara pak danar memandang tak berdaya anaknya yg tersiksa , sebuah rasa bersalah muncul saat sejenak birahinya ikut naik ketika nita mengalami pelecehan seksual didepannya.
“ambil bir..” johan menyuruh omen mengambil bir di mobil, tak berapa lama omen datang membawa beberapa botol bir.
johan membuka satu dan meneguknya
johan membuka satu dan meneguknya
“mau , sayang…?”johan menawarkan bir pada nita , namun ia hanya terdiam.
” ayo berbaring..”
” ayo berbaring..”
“saya…mmau..diapain lagi..?” nita merasa cemas..
“sudah berbaring saja.”
“sudah berbaring saja.”
nita kemudian
berbaring di sofa , johan menarik lepas rok dan celana dalam nita , kini
vagina dengan bulu bulu indahnya terlihat jelas.
tiba tiba johan menumpahkan bir ke sekujur tubuh nita ,sehingga nita gelagapan.
“ha..ha..ha…..you are a fu*king beautiful angel…ha..ha..ha…”
dengan tak sabar johan melucuti pakaian nita yang tersisa dan mulai meremas dan mengisap buah dada nita.
“ha..ha..ha…..you are a fu*king beautiful angel…ha..ha..ha…”
dengan tak sabar johan melucuti pakaian nita yang tersisa dan mulai meremas dan mengisap buah dada nita.
“aduuh..jangan…”
namun percuma ,
tubuh telanjang nita kini sudah ditindih tubuh johan yg pula telah
bugil , bergantian buah dada nita dihisap diremas , kadang digigit oleh
johan , putingnya dipermainkan dengan gemas. nita hanya bisa meronta dan
menangis tertahan , seumur hidup belum pernah ada yg menyentuh tubuhnya
, kini org tak dikenal telah menagacak ngacak tubuhnya. pak danar
sendiri tak menyangkal meski tak tega melihatnya namun ada sedikit
rangsangan birahi melihat tubuh mulus anaknya ditindih orang lain.
jilatan johan perlahan turun ke perut , paha, lalu langsung ke tujuan utama , vagina.
dengan penuh kenikmatan johan menjilati vagina nita.
“aaahh…jaaang.ann..aahhh..uughh..’
“uhh.too.loong..cukupp..”
sebenarnya nita juga mulai dilanda badai birahi , namun harga dirinya yg tersisa membuat ia terus berusaha melakukan perlawanan semampu ia bisa..
tiba tiba nita merasakan sodokan keras di vaginanya , ternyata penis johan telah memaksa masuk kedalam vagina nita yg masih sempit.
dengan penuh kenikmatan johan menjilati vagina nita.
“aaahh…jaaang.ann..aahhh..uughh..’
“uhh.too.loong..cukupp..”
sebenarnya nita juga mulai dilanda badai birahi , namun harga dirinya yg tersisa membuat ia terus berusaha melakukan perlawanan semampu ia bisa..
tiba tiba nita merasakan sodokan keras di vaginanya , ternyata penis johan telah memaksa masuk kedalam vagina nita yg masih sempit.
“AAAAAAAAAAHHHHHH…..”
nita kembali
berteriak keras, kini keperawananya telah direnggut oleh johan, air mata
kembali mengalir deras, masa depannya hancur sudah.darah mengalir
bercampur sperma johan. apalagi belum sempat beristirahat omen kemudian
ambil giliran. hari itu nita berkali kali digilir oleh johan dan omen ,
di depan ayahnya sendiri yg tak mampu berbuat apa apa.
setelah beberapa jam akhirnya johan dan omen puas juga menikmati tubuh nita , wajahnya terlihat kelelahan namun kepuasan terlihat dari raut wajah jahatnya , berbeda dengan kondisi nita yang mengenaskan , ia terbaring lemah kehabisan tenaga , tubuh telanjangnya terlentang di sofa , cairan putih bercampur keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus , buah dadanya naik turun seiirama dengan isak tangisnya yg tak kunjung berhenti.
setelah beberapa jam akhirnya johan dan omen puas juga menikmati tubuh nita , wajahnya terlihat kelelahan namun kepuasan terlihat dari raut wajah jahatnya , berbeda dengan kondisi nita yang mengenaskan , ia terbaring lemah kehabisan tenaga , tubuh telanjangnya terlentang di sofa , cairan putih bercampur keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus , buah dadanya naik turun seiirama dengan isak tangisnya yg tak kunjung berhenti.
“anakmu memang benar benar luar biasa danar” kata johan ketika akan pulang
“besok kita akan kembali lagi, aku ingin membuat rekamannya” sambung johan
pak danar kaget dan berkata , “tapi …katanya hutangku lunas jika kalian telah mendapatkan anak saya.”
“benar danar , tapi kita kan tidak bilang berapa kali , ha..ha..ha…sudahlah , suruh anakmu siap siap besok , kamu tahu ..dari sekian banyak perawan yg aku tiduri , anakmu is the best.”
kata johan sambil pergi dan berlalu.
pak danar segera memapah masuk anaknya ke dalam kamar dan atas permintaan nita , ia pun meninggalkan anaknya sendirian di kamar.
namun begitu dari luar kamar ia bisa mendengar anaknya menangis dan menjerit pilu , meratapi nasibnya yang malang
“benar danar , tapi kita kan tidak bilang berapa kali , ha..ha..ha…sudahlah , suruh anakmu siap siap besok , kamu tahu ..dari sekian banyak perawan yg aku tiduri , anakmu is the best.”
kata johan sambil pergi dan berlalu.
pak danar segera memapah masuk anaknya ke dalam kamar dan atas permintaan nita , ia pun meninggalkan anaknya sendirian di kamar.
namun begitu dari luar kamar ia bisa mendengar anaknya menangis dan menjerit pilu , meratapi nasibnya yang malang
malam harinya johan menemui anaknya yg bersiap tidur , nita terlihat termenung di tempat tidur, ia terlihat masih shock.
“ayah..kenapa semua ini terjadi..?”
“maafkan ayah nak..ayah tak bisa berbuat apa apa.” kata pak danar dan memeluk nita. kini nita menangis dipelukan ayahnya.
pak danar mengelus-elus punggung nita untuk menenangkannya.
“ayah..kenapa semua ini terjadi..?”
“maafkan ayah nak..ayah tak bisa berbuat apa apa.” kata pak danar dan memeluk nita. kini nita menangis dipelukan ayahnya.
pak danar mengelus-elus punggung nita untuk menenangkannya.
“ayah….aku gak mau terus terusan melayani mereka ayah…aku bukan pelacur !!” kata nita di sela isak tangisnya
“ayah tahu
sayang ..ayah tahu…maafkan ayah ya nak….ayah tak menyangka jadi begini…”
kata pak danar sambil terus mengelus elus punggung nita
tiba-tiba nita merasakan elusan ayahnya berubah , ia merasakan tali baju tidurnya diturunkan ayahnya.
“ayah ..apa apaan ini..?”
namun ayahnya menjawab dengan membuka paksa baju tidur nita.
“ayah..sadar…aku anak mu ayah..ini nita..”
namun danar kelihatan tak peduli , ia terus membuka baju tidur nita,sehingga nita telanjang bulat , ia pun memainkan buah dada anaknya dengan penuh nafsu.
“ayah…..tega…….”
“diam sayang…..ssst….kamu sayang ayah kan….? sudahlah, diam…apa bedanya toh kamu sudah gak perawan”
nita sempat berontak beberapa saat , namun ia kalah tenaga apalagi ia masih letih dan penat sehabis sepanjang siang jadi budak nafsu johan dan omen.
maka nita pun membiarkan ayahnya menjilati sekujur tubuhnya dari leher terus turun ke buah dada , putingnya digigiti dengan gemas , sementara belahan lainnya di remas remas dengan nakal , kali ini ia membiarkan dirinya larut dalam birahi , ia memang marah , kecewa , dan sedih , namun tak ada guna itu semua.
melihat anaknya terlihat pasrah dengan tak sabar ia membuka pakaiannya sendiri
pak danar kemudian menyuruh nita duduk di pangkuannya , lalu dengan nafsu bibir pak danar meraih bibir indah nita , lidahnya menjelajah mencari temuan lidah anaknya , merasa tanggung kotor dan terhina , nita pun membalas ciuman ayahnya dengan lebih panas , nita merangkulkan tangannya pada leher ayahnya , sambil menekan kedua buah dadanya pada dada ayahnya.
birahi pak danar semakin memuncak saat merasakan empuknya dada nita , ia sudah tak peduli lagi jika sebenarnya perempuan yang digumulinya sekarang adalah anaknya sendiri.
nita memang memasrahkan dirinya untuk larut dalam birahi , namun setetes harga diri masih tersisa dalam dirinya , dan setetes harga diri itulah yang berubah menjadi tetesan air mata yang jatuh saat ia berciuman dengan ayahnya.
dan tetes air mata itu pulalah yang mengiringi kepedihannya saat penis ayahnya memenuhi mulutnya.
tiba-tiba nita merasakan elusan ayahnya berubah , ia merasakan tali baju tidurnya diturunkan ayahnya.
“ayah ..apa apaan ini..?”
namun ayahnya menjawab dengan membuka paksa baju tidur nita.
“ayah..sadar…aku anak mu ayah..ini nita..”
namun danar kelihatan tak peduli , ia terus membuka baju tidur nita,sehingga nita telanjang bulat , ia pun memainkan buah dada anaknya dengan penuh nafsu.
“ayah…..tega…….”
“diam sayang…..ssst….kamu sayang ayah kan….? sudahlah, diam…apa bedanya toh kamu sudah gak perawan”
nita sempat berontak beberapa saat , namun ia kalah tenaga apalagi ia masih letih dan penat sehabis sepanjang siang jadi budak nafsu johan dan omen.
maka nita pun membiarkan ayahnya menjilati sekujur tubuhnya dari leher terus turun ke buah dada , putingnya digigiti dengan gemas , sementara belahan lainnya di remas remas dengan nakal , kali ini ia membiarkan dirinya larut dalam birahi , ia memang marah , kecewa , dan sedih , namun tak ada guna itu semua.
melihat anaknya terlihat pasrah dengan tak sabar ia membuka pakaiannya sendiri
pak danar kemudian menyuruh nita duduk di pangkuannya , lalu dengan nafsu bibir pak danar meraih bibir indah nita , lidahnya menjelajah mencari temuan lidah anaknya , merasa tanggung kotor dan terhina , nita pun membalas ciuman ayahnya dengan lebih panas , nita merangkulkan tangannya pada leher ayahnya , sambil menekan kedua buah dadanya pada dada ayahnya.
birahi pak danar semakin memuncak saat merasakan empuknya dada nita , ia sudah tak peduli lagi jika sebenarnya perempuan yang digumulinya sekarang adalah anaknya sendiri.
nita memang memasrahkan dirinya untuk larut dalam birahi , namun setetes harga diri masih tersisa dalam dirinya , dan setetes harga diri itulah yang berubah menjadi tetesan air mata yang jatuh saat ia berciuman dengan ayahnya.
dan tetes air mata itu pulalah yang mengiringi kepedihannya saat penis ayahnya memenuhi mulutnya.
sepanjang malam
nita menjadi budak nafsu ayahnya , entah berapa lama ia melayani
ayahnya sendiri , yang pasti sepanjang malam itu nita kembali menangisi
hidupnya yg malang , hari nya yg kelabu , dia tak mengerti mengapa harus
mengalami semua itu.sayang sekali..nita tak tahu, jika hari itu adalah
awal dari mimpi buruknya.
mimpi terburuk masih akan datang menghantui dia.
nita yang malang.
nita yang malang.
meski baru mengalami peristiwa yg mengejutkan, tidak membuat nita terus terpukul.
ia mencoba tabah , pagi harinya ia masih berangkat sekolah seperti biasa seolah tak ada apa apa. yg berbeda mungkin hanya sikap dia pada ayahnya, ia tak menyangka ayahnya yg begitu ia hormati tega berbuat seperti itu.
ia mencoba tabah , pagi harinya ia masih berangkat sekolah seperti biasa seolah tak ada apa apa. yg berbeda mungkin hanya sikap dia pada ayahnya, ia tak menyangka ayahnya yg begitu ia hormati tega berbuat seperti itu.
siang hari
menjelang nita pulang sekolah , johan dan omen kembali datang , kali ini
ia membawa kamera untuk merekam video mereka dengan nita. danar
menyetujui anaknya kali ini direkam dengan syarat ia duluan yg menikmati
tubuh anaknya, johan setuju.
namun hingga
sore hari anaknya tidak juga pulang , danar mulai khawatir , jangan2
anaknya kabur , karena peristiwa ini. akhirnya menjelang malam nita baru
pulang.
” hai sayang darimana kok baru pulang.?”sambut danar
“apa peduli ayah….” jawab nita ketus.
“tapi nita….”
“sudahlah nita capek ayah.” nita lantas menuju kamarnya.
” hai sayang darimana kok baru pulang.?”sambut danar
“apa peduli ayah….” jawab nita ketus.
“tapi nita….”
“sudahlah nita capek ayah.” nita lantas menuju kamarnya.
betapa terkejutnya dia ketika di kamarnya telah menunggu johan dan omen yang terlihat begitu gembira melihat nita datang.
saat nita hendak berbalik, ayahnya mendorong masuk nita ke dalam dan mengunci pintu kamar.
saat nita hendak berbalik, ayahnya mendorong masuk nita ke dalam dan mengunci pintu kamar.
“ayah..apa lagi ini…?” nita mulai ketakutan.
“ayo sayang..kamu pasti mengerti…terserah kamu….kamu pasrah atau kamu harus dikerasin dulu…”
“betul nita yang cantik ,…sebaiknya kamu ikuti perintah kita..”
“ayo sayang..kamu pasti mengerti…terserah kamu….kamu pasrah atau kamu harus dikerasin dulu…”
“betul nita yang cantik ,…sebaiknya kamu ikuti perintah kita..”
nita hanya terduduk diam di tepi ranjang , saat ayahnya mendekat.
“ayo sayang…ayah ketagihan sedotan kamu.”
dengan memandang jijik pada ayahnya ia membuka celana ayahnya , dan mulai menjilati kont*l ayahnya. danar menggeram tertahan ketika kont*lnya merasakan kehangatan mulut nita.
“fantastic…..video yang bagus.” kata johan sambil tetap merekam adegan tersebut.terbayang jika dijual film ini akan menghasilkan uang banyak , gadis cantik masih sma, masih berseragam pula.wow.
“ayo sayang…ayah ketagihan sedotan kamu.”
dengan memandang jijik pada ayahnya ia membuka celana ayahnya , dan mulai menjilati kont*l ayahnya. danar menggeram tertahan ketika kont*lnya merasakan kehangatan mulut nita.
“fantastic…..video yang bagus.” kata johan sambil tetap merekam adegan tersebut.terbayang jika dijual film ini akan menghasilkan uang banyak , gadis cantik masih sma, masih berseragam pula.wow.
smentara nita masih menjilat dan menyedot kont*l ayahnya , ia sedikit terbiasa meski masih merasa terhina.
“ayo sayang….sedot yg kuat..telan sperma ayah..”
tak butuh waktu lama sampai akhirnya nita kembali menelan sperma ayahnya ,
“oooohh…nitaaa…”
“ayo sayang….sedot yg kuat..telan sperma ayah..”
tak butuh waktu lama sampai akhirnya nita kembali menelan sperma ayahnya ,
“oooohh…nitaaa…”
danar kemudian mendorong nita hingga terbaring di tempat tidur, rok abu abunya tersingkap , memperlihatkan paha mulus nita.
danar menyingkap rok nita ke atas dan menurunkan celana dalam nita. vaginanya ia jilati dengan nikmat , membuat nita bergelinjang dan merintih , sementara johan dan omen tetap merekam setiap moment yg terjadi.
danar menyingkap rok nita ke atas dan menurunkan celana dalam nita. vaginanya ia jilati dengan nikmat , membuat nita bergelinjang dan merintih , sementara johan dan omen tetap merekam setiap moment yg terjadi.
danar kemudian
membuka satu persatu kancing sergam nita , dan dengan lembut membuka bra
nita , buah dadanya kembali terlihat , apalagi bekas gigitan mereka
kemarin masih belum hilang , merah merah yg membuat rangsangan makin
tinggi.
danar memainkan puting susu nita, sambil meremas buah dada yg lain.
danar memainkan puting susu nita, sambil meremas buah dada yg lain.
“aaahh..ayyaahhh…..suuddahh…uuuhhhh…”
setelah puas dan dirasa punya cukup tenaga , danar melebarkan paha nita , dan mulai memasukan kont*lnya ke vagina nita.
“ahhhhhhhh.w……ahhh..”
tubuh nita tergerak maju mundur seiring dengan gerakan ayahnya , tubuhnya menggelinjang , mulutnya masih keluar rintihan rintihan, memberi penyemangat danar mendorong kont*lnya menembus vagina anaknya makin dalam , sambil tangannya meremas remas buah dada nita.
“ahhhhhhhh.w……ahhh..”
tubuh nita tergerak maju mundur seiring dengan gerakan ayahnya , tubuhnya menggelinjang , mulutnya masih keluar rintihan rintihan, memberi penyemangat danar mendorong kont*lnya menembus vagina anaknya makin dalam , sambil tangannya meremas remas buah dada nita.
setelah puas,
giliran johan yang menindih nita , sementara omen tetap merekam nya. tak
membuang waktu , johan menyingkirkan semua pakaian yg masih melekat di
tubuh nita sehingga nita telanjang bulat, ia melakukan doggy style
dengan nita, sepanjang itu , nita menjerit jerit , merintih dan
menangis,tapi siapa yg peduli..? malah kelihatan indah di video.
setelah johan
puas , tanpa mempedulikan nita yg kelelahan ,omen giliran menyetubuhi
nita , kali ini nita tak banyak bersuara , mungkin kelelahan.
setelah omen puas , nita dibiarkan istirahat kurang lebih sepuluh menit.
setelah omen puas , nita dibiarkan istirahat kurang lebih sepuluh menit.
sepuluh menit berlalu, pesta kembali dimulai.
“nita coba
pakai ini sayang ” kata sang ayah sambil memberikan pakaian cheersleader
nita, yg ia temukan di lemari pakaian anaknya.
Nita kelihatan sangat sexy dengan baju cherrs yg ketat dan minim itu , apalagi ia memakainya tanpa memakai pelapis apa apa.
johan kemudian menyuruh nita melakukan striptease menggunakan pakaian cheers itu.
dengan terpaksa , nita melakukan adegan striptease, satu persatu pakaiannya dilepas,kurang lebih 5 menit ia harus melakukannya dengan direkam pula.
Nita kelihatan sangat sexy dengan baju cherrs yg ketat dan minim itu , apalagi ia memakainya tanpa memakai pelapis apa apa.
johan kemudian menyuruh nita melakukan striptease menggunakan pakaian cheers itu.
dengan terpaksa , nita melakukan adegan striptease, satu persatu pakaiannya dilepas,kurang lebih 5 menit ia harus melakukannya dengan direkam pula.
“bagus..bagus…coba dipakai lagi say..” johan menyuruh nita memakai lagi pakaian cheers nya.
“sekarang berbaring di tempat tidur..”
nita berbaring , sambil menduga duga dia akan diapakan.
ternyata dengan pakaian cheers itu nita diperintahkan untuk melakukan mastrubasi, dengan tetap direkam. satu hal yg pasti hasil video tsb sangat luar biasa indah.
“sekarang berbaring di tempat tidur..”
nita berbaring , sambil menduga duga dia akan diapakan.
ternyata dengan pakaian cheers itu nita diperintahkan untuk melakukan mastrubasi, dengan tetap direkam. satu hal yg pasti hasil video tsb sangat luar biasa indah.
setelah nita
mengalami orgasme , omen dapat gliran. ia pun melakukan posisi kesukaan
dia , seperti kemarin ia menyodomi nita , sehingga nita kembali
berteriak2 kesakitan , kali ini danar ikut nimbrung , ia bungkam mulut
anaknya dengan kont*lnya yg besar. nita sempat agak kewalahan diserang
depan belakang , apalagi kemudian johan ikut meremas dan menjilati buah
dadanya.
pertama kalinya nita mengalami gang bang , ironisnya salah satunya adalah ayahnya sendiri.
hampir semalaman nita digilir oleh tiga orang itu , bahkan beberapa kali ia harus melayani mereka sekaligus , semua lubang nita jadi sasaran tembak mereka.
pertama kalinya nita mengalami gang bang , ironisnya salah satunya adalah ayahnya sendiri.
hampir semalaman nita digilir oleh tiga orang itu , bahkan beberapa kali ia harus melayani mereka sekaligus , semua lubang nita jadi sasaran tembak mereka.
ironis sekali
nita seorang gadis yang cantik harus menjadi budak sex , apalagi dengan
rekaman ditangan johan. kadang ia harus “menjamu”klien bisnis johan, ia
pasrah saja dengan nasibnya.
nita yang malang.
nita yang malang.
Langganan:
Postingan (Atom)